GKJBrayatKinasih, Jakarta – Indonesia adalah rumah bersama yang perlu dirawat dan dijaga dengan membangun budaya damai secara adil dan beradab bagi semua anak bangsa dengan spirit Bhinneka Tunggal Ika.
Demikian salah satu kesimpulan dari Musyawarah Nasional Tokoh Antaragama Untuk Membangun Budaya Damai yang digelar Utusan Khusus Presiden untuk Dialog Kerjasama Antaragama dan Peradaban (UKP-DKAAP), di Hotel Shangri-La, Jakarta, 11-14 September 2019.
Kerja sama antar-umat beragama menjadi salah satu kunci mewujudkan budaya damai. Salah satu bentuk kerja sama adalah memperbanyak ruang perjumpaan dalam berbagai level. Juga menyebarluaskan narasi-narasi perdamaian melalui tempat ibadah, lembaga pendidikan, media sosial, dan media massa.
Hal lainnya, membangun kesepahaman dengan tulus, dilandasi kejujuran dan keterbukaan. Demikian juga menyelesaikan masalah antar-umat beragama dengan mengutamakan musyawarah dan dialog. Yang tak kalah penting, merumuskan, menerbitkan, dan mensosialisasikan pedoman dan kode etik kerukunan umat beragama.
Saat penutupan kegiatan ini, UKP-DKAAP, Syafiq Mughni mengatakan, musyawarah tokoh antar-agama merekomendasikan tentang pentingnya pengembangan budaya damai agar masyarakat Indonesia memiliki daya tahan yang kokoh terhadap berbagai macam persoalan, isu, dan provokasi.
“Budaya damai harus dibangun melalui berbagai macam sektor kehidupan, salah satunya sektor pendidikan. Maka nilai-nilai kehidupan bersama, damai, saling menghormati, dan toleran direkomendasikan agar ditanamkan terhadap anak didik Indonesia. Selain itu, budaya damai juga perlu dibangun melalui sektor kesehatan,” kata Syafiq.
Menurutnya, membangun budaya damai juga melalui aksi kemanusiaan. Itu model kerjasama yang sangat bagus dan nyata. Masing-masing pemeluk agama harus memiliki perhatian ke arah sana dengan mengajak seluruh majelis agama untuk bergabung dalam gerakan-gerakan kemanusiaan.
UKP-DKAAP menyampaikan, tokoh-tokoh antar-agama juga berbicara tentang bagaimana membangun budaya damai melalui kegiatan ekonomi. Sebab bangsa Indonesia punya tangan berupa kemiskinan dan ketidakberdayaan masyarakat, maka direkomendasikan usaha-usaha bersama untuk mensejahterakan mereka. “Itu (membangun budaya damai dari berbagai sektor kehidupan) menjadi sangat penting, itu pokok-pokok yang dihasilkan dari Musyawarah Nasional Tokoh Antar-agama ini,” jelasnya.
Syafiq mengatakan bahwa musyawarah menghasilkan dokumen atau buku yang memuat hasil musyawarah tokoh-tokoh antaragama. Buku tersebut nantinya akan disosialisasikan ke berbagai daerah yang bisa dijangkau. Tujuannya untuk mengajak semua pihak membuat komitmen bersama membangun budaya damai dari berbagai sektor kehidupan. (Sumber : pgi.or.id)