Home » Warta Kegiatan » Mari Menghormati dan Menghargai Perbedaan

Mari Menghormati dan Menghargai Perbedaan

(Persekutuan remaja wilayah IV bersama Kak Ria dan Kak Mike)

GKJBrayatKinasih, Bantul- Tuhan menciptakan manusia memang berbeda-beda, namun perbedaan itu bukan alasan untuk terjadinya perpecahan. Sebaliknya, perbedaan justru harus menjadikan hidup kita lebih indah dan berwarna.

Remaja Wilayah IV, Sabtu 19 Mei 2018 petang, mengadakan persekutuan di rumah Petra dan Gita (putra Bp/Ibu Marthin), di kompleks Perumahan Padama Residence, Kasihan, Bantul. Selain Petra dan Gita, Persekutuan itu diikuti David (putra Bp/Ibu Darwanto, Clarisa (putri Bp/Ibu Ari), Putri (putri Bp/Ibu Arijanto), Kak Ria dan Kak Mike Makahenggang yang membawakan renungan.

Dalam renungannya, Kak Mike mengajak para remaja untuk menghargai perbedaan sebagai sebuah anugerah dari Tuhan. Perbedaan itu bukan alasan timbulnya untuk perpecahan, tetapi melalui perbedaan manusia harus belajar saling menghormati dan menghargai satu sama lain.

Kak Mike kemudian mengajak diskusi tentang peristiwa teror bom di sejumlah gereja di Surabaya. Para remaja memberikan komentar beragam tentang peristiwa itu, yang pada intinya semua merasa sedih dan kecewa lantaran teror tetsebut telah menimbulkan perasaan takut, marah, saling curiga dan perpecahan diantara masyarakat dan Bangsa Indonesia.

Di sela-sela renungannya Kak Mike mengajak para remaja untuk membuat prakarya dari kertas lipat warna-warni, kemudian masing-masing diminta menjelaskan apa maksud prakarya yang dibuatnya. Ada yang membuat lampion, kincir angin, kipas, pagar dan pohon, semuanya warna-warni.

Kesimpulannya, berbagai warna yang berbeda-beda itu justru membentuk kombinasi yang indah. Demikian juga dengan hidup manusia, berbagai perbedaan warna kulit, rambut, suku, agama, ras dan golongan justru akan menjadi bentuk yang indah dan harmonis jika semuanya bersatu, saling menghormati dan menghargai.

“Mari kita belajar dari Petrus dan Cornelius yang berusaha menerima satu sama lain meski keduanya memiliki perbedaan,” ujar Kak Mike.

Usai bersekutu dan menerima berkat rohani, persekutuan itu diakhiri dengan makan nasi rawon bersama yang sudah disiapkan oleh Ibu Niniek dan Tante Noenoek. (Petra-Gita)