Home » Warta Kegiatan » Menghidupkan Kembali Komitmen

Menghidupkan Kembali Komitmen

GKJBrayatKinasih, Miliran- Menghidupkan Kembali Komitmen, menjadi tema persekutuan KWDWJ, Sabtu, 14 September 2019. Tema tersebut didasarkan pada bacaan Alkitab dari bacaan leksionari, Yohanes 3:13-17.

Sebelum masuk dalam perenungan cerita dari bacaan tersebut persekutuan dimulai dengan diskusi kelompok. Peserta dibagi dalam dua kelompok untuk mendiskusikan pertanyaan yang berbeda. Pertanyaan untuk kelompok satu adalah; apakah yang disebut dengan komitmen pribadi dan seperti apa bentuk tindakannya serta bagaiaman cara mempertahankan komitmen tersebut. Pertanyaan untuk kelompok dua; apakah yang dimaksud dengan komitmen dalam rumah tangga (bisa lebih difokuskan kepada komitmen bersama pasangan), tetapi bagi yang tidak memiliki suami bisa melihat komitmen kepada anak.

Diskusi berjalan seru dan menyenangkan karena kemudian ada yang mengingat kembali komitmennya untuk rajin datang KWDWJ, walaupun telat, ada pula yang berkomitmen untuk memberikan seluruh kehidupan untuk melayani Tuhan dan kemudian sharing dari kelompok satu. Mereka kemudian menutup sharingnya dengan kesimpulan, bahwa kita harus mampu menjadi berkat bagi siapapun, tidak hanya berkomitmen untuk melayani di gereja tetapi kehidupan kita dengan lingkungan rumah kita malah tidak harmonis, seharusnya itu semua setara dan dapat memberikan terang dan bersinar bagi bangsa Indonesia dan dunia. Usai menyampaikan kesimpulan, kelompok satu secara spontan menyanyikan lagu KJ 424 Yesus menginginkan daku, terus bersinar bagiNya.

Giliran sharing dari kelompok dua, yang dibuka dengan bacaan Alkitab sebagai penunjang diskusi tentang hubungan suami dan istri. Setelah membacakan ayat Alkitab, mereka kemudian melanjutkannya dengan sharing hasil diskusi kelompok dua yang menyampaikan bahwa inti dari komitmen suami dan istri adalah saling menjaga, saling percaya, dan komunikasi. Ini menjadi dasar penting dalam hubungan suami istri. Harus selalu terbuka dan mengkomunikasi apa yang dialami. Misalnya apabila pulang terlambat harus mengabari istri dan yang penting adalah masalah gaji harus selalu jujur. Tidak mau kalah dari kelompok satu yang menutup dengan pujian, kelompok dua pun melakukan hal sama. Mengangkat satu lagu dari KJ 318 Berbahagia Tiap Rumah Tangga.

“Berbagi pengalaman tentang apa yang terjadi dalam kehidupan pribadi membuat kami semakin merasakan tidak sendiri menjalani kehidupan,” kata Mbak Mike Makahenggang.

Setelah sharing dari kedua kelompok, persekutuan dilanjutkan dengan membaca Alkitab dan mencoba mengkaitkan isinya dengan pengalaman hidup sehari-hari. Peserta diajak melihat cerita dari bacaan tersebut, yang menceritakan tentang pertemuan antara Yesus dan Nikodemus. Nikodemus adalah seorang pemimpin agama Yahudi yang berpendapat harus menjaga kesucian hukum taurat dan terus mempelajari kitab suci. Karenanya ketika Yesus hadir, sebagian dari orang Yahudi menganggapnya sebagai ancaman, karena seakan-akan Yesus hadir untuk mengubah hukum taurat dengan ajaran yang dibawaNya.

Kitab Yohanes 3 : 13-17 menjelaskan bahwa Nikodemus datang kepada Yesus malam-malam dan secara diam-diam. Yang dilakukan adalah mengajukan beberapa pertanyaan tentang jalan keselamatan. Yesus pada dasarnya telah menyadari bahwa beberapa orang yang mulai tidak senang dengan keberadanNya, dan Yesus bisa menaruh kecurigaan itu terhadap Nikodemus, ‘mungkin dia adalah mata-mata yang sedang membuat rencana jahat, atau sengaja bertanya tentang keselamatan untuk menjebak Yesus agar nantinya dapat dilaporkan kepada Kaisar dengan tuduhan menyebarkan cerita palsu’. Yesus dapat membangun pamahaman demikian karena Nikodemus adalah bagian dari pemimpin agama Yahudi.

Namun yang Yesus lakukan, malah sebaliknya, Yesus menyampaikan apa adanya tanpa rasa takut atau mencari aman. Yesus tetap berkomitmen menunjukkan kepada orang-orang tentang siapa Dia dan apa tujuannya datang ke dunia ini, yakni: Allah mengutus AnakNya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkan oleh Dia. Komitmen Yesus adalah melakukan apa yang menjadi tugasnya sejak Dia memulai pelayanan sampai pada akhir pelayananNya di dunia. Dia dengan lantang menceritakan siapa diriNya kepada mereka yang mengasihi diriNya maupun kepada mereka yang membenci diriNya, inilah bukti komitmen yang dijalani Yesus.

Indonesia sedang berkabung karena kehilangan sosok pejuang demokrasi dan bapak teknologi serta intelektual. Namun, masa berkabung tidak harus berlarut-larut karena sekarang tugas masyarakat Indonesia adalah melanjutkan perjuangan yang telah dilakukan oleh Almarhum BJ.Habibie bagi setiap generasi muda.

Ada dua pesan yang disampaikan alm.Habibie bagi kita yakni; sebaik-baiknya hidup, kita harus berguna bagi sesama. Ini berkaitan dengan komitmen pribadi beliau yang berjanji untuk menjadi berkat bagi sesama. Dan pesan selanjutnya adalah; jadikan saya suamimu yang kau idam-idamkan dan saya akan berusaha. Berilah kesempatan kepada saya menjadikan kamu istri yang kuidam-idamkan. Pesan ini berkaitan dengan komitmen beliau terhadap pasangan hidupnya. Semoga renungan ini mengajarkan kita untuk mampu terus menghidupkan komitmen pribadi maupun komitmen bersama pasangan dalam menjalani hidup ke depannya.

Sepanjang bulan September ini Jemaat Brayat Kinasih akan mendengarkan khotbah berseri tentang Teologi uang. Minggu lalu jemaat telah belajar mengenai talenta, yang mengingatkan kita bahwa setiap kita telah diberikan talenta yang berbeda-beda, syukuri itu dan mari kita kembali menghidupkan komitmen kita untuk mengelola setiap talenta yang telah diberikan kepada setiap kita.

“Selamat menghidupi komitmen pribadi dan komitmen bersama dengan pasangan, libatkan Tuhan untuk menguatkan kita dalam menjalani setiap komitmen yang telah dibangun”. (Mike Makahenggang/Tim Admin)