“KESELAMATAN ITU NYATA”
KESELAMATAN ITU NYATA
Pdt. Sundoyo, S.Si., MBA.
GKJ Brayat Kinasih – Yogyakarta.
Inisiatif. Inilah kata yang sangat kuat menggambarkan tentang makna natal. Inisiatif yang berasal dari Tuhan untuk menyapa, memperhatikan dan datang untuk menyelamatkan manusia. Manusia yang dalam ketidakberdayaan mendapatkan sentuhan cinta dari Sang Daya Sejati. Kata inisiatif inilah yang juga harus menjadi prilaku dalam kehidupan kita. Dalam kehidupan rumah tangga atau komunitas mungkin terjadi ketidakcokokan pendapat, kesalahpahaman pengertian dan konfik yang meninggi. Semuanya itu dapat membuat setiap orang menjadi menutup diri dari orang lain, bahkan bisa cenderung menghindar. Dalam konteks seperti inilah kata inisiatif menjadi teruji dalam makna dan prilaku. Mengambil kesempatan yang pertama untuk melakukan upaya menyapa, mengulurkan cinta dan menyelamatkan relasi. Keberanian dan kerelaan untuk lebih dulu mengulurkan tangan, membuka pembicaraan dan menata hati untuk keadaan yang lebih baik. Inisatif adalah tuntutan tindakan terhadap diri sendiri dan bukan menuntut orang lain untuk lebih dulu memulai. Kata inisiatif juga harus menjadi praktek dalam kehidupan berkebangsaan. Kita sudah teruji menjadi masyarakat yang sangat peduli kepada korban-korban bencana. Hal yang masih menjadi tantangan adalah bagaimana kita berinisiatif untuk mencermati ancaman-ancaman bencana disekitar kita dan berinisiatif untuk melakukan upaya peningkatan kapasitas untuk mengurangi resiko korban jika terjadi bencana. Longsor di Karangkobar sudah mengakibatkan banyak korban jiwa dan ternyata ada puluhan titik di wilayah Banjarnegara dan Wonosobo yang memiliki potensi seperti di Karangkobar.
Bagaimana kita mengambil inisiatif untuk melakukan aksi bagi penyadaran, peningkatan kapasitas masyarakat supaya tidak terjadi korban jika longsor itu terjadi. Aksi-aksi bagi korban bencana itu penting dan baik, aksi-aksi sebelum terjadi bencana supaya tidak terjadi korban itu bermakna.
Hal lain berkait dengan inisiatif adalah upaya untuk membuat Indonesia lebih baik. Kebijakan-kebijakan pemerintah yang bermuara pada kesejahteraan yang lebih baik perlu mendapatkan dukungan dari masyarakat tanpa kehilangan kepekaan serta koreksi atas hal-hal yang tidak benar. Sebelum ada kebijakan pengalihan subsidi dari subsidi bahan bakar ke proyek-proyek produktif, ketika masih menjadi sebuah wacana kenaikan harga bbm, saya menulis surat kepada Jokowi.
Surat yang tidak pernah saya kirimkan karena juga tidak tahu bagaimana cara saya mengirimkannya. Suratnya demikian :
Kami Tidak Rela
“Bapak Jokowi, kami nggrundel jika bapak menaikkan harga bbm. Itu membuat kami menderita, susu anak menjadi mahal, porsi nasi kucing menjadi lebih sedikit, dan semua pendapatan kami habis untuk biaya hidup bahkan kurang. Kami lebih tidak rela jika kami harus menderita karena dampak harga bbm yang naik dan sementara itu dengan mata kami melihat kemewahan yang berlebih dari pemimpin-pemimpin kami. Dengan telinga kami mendengar banyak pemborosan anggaran. Dengan akal cupet kami, kami merasa menderita sedangkan para pejabat tertawa bahagia. Kami rela jika kita sama-sama menderita untuk ujung bahagia bersama. Kami rela tidak makan di restoran asal pemimpin negara kami bersedia menghilangkan korupsi. Kami rela tidak berlibur ke kebun binatang asal pemimpin negara bersedia mengurangi berwisata dengan judul kunjungan kerja. Kami rela pergi dengan naik sepeda asal pemimpin kami tidak berboros ria dengan pesawat atau mobil dinasnya. Kami rela sama-sama menderita demi ujung bahagia bagi anak cucu kita”. Dari Sundoyo. Yogyakarta.
Memulai dari kita untuk mengambil bagian bagi indonesia lebih baik, itulah inisiatif. Kata penting dari peristiwa Natal.
Kata kedua adalah ‘nyata dalam kehidupan’. Natal memberikan kita pesan penting bahwa keselamatan itu bukan sesuatu yang jauh dari kita. Ia begitu nyata dalam kehidupan profan, Allah yang transenden itu tersentuh oleh tangan kita yang kotor. Ia begitu nyata ada dalam kehidupan. Keselamatan yang nyata ini juga harus menjadi semangat yang sama dalam kehidupan kita sehari-hari. Keselamatan itu harus nyata di jalan raya saat kita berkendaraan, dengan ‘ngebut’ maka itu membahayakan diri sendiri dan orang lain. Prilaku menerobos lambu merah, melanggar rambu-rambu itu bisa menjauhkan diri kita dari kata ‘selamat’. Selamat harus nyata dalam kehidupan pribadi kita, terutama dalam hal kesehatan fisik. Kebiasaan makan dan cara hidup yang tidak sehat itu membahayakan ‘keselamatan’ fisik kita. Saya mengusulkan secara sederhana, misalkan saat kita makan, mari kita bertanya bukan kepada mulut kita tetapi kepada jantung, hati, urat dll. Bertanyalah kepada mereka semua, apakah kalian mau memakan makanan ini ?
Hal yang lain, minuman oplosan itu tidak membawa kehidupan selamat menuju pada cengkraman bahaya kematian. Keselamatan harus nyata dalam praktek hidup untuk menjaga kesehatan. Selamat juga harus nyata dalam kita mengelola rejeki setiap bulan. Tuhan memberikan kita rejeki untuk hidup dari awal bulan sampai akhir bulan. Apakah rejeki itu selamat sampai akhir bulan untuk kita hidup? Atau baru seperempat atau setengah perjalanan sudah habis. Jika seperti ini tentu perlu dicari tahu penyebabnya. Apakah tulisan ‘sale-sale 50 %’ atau ‘cicilan 18 x’ yang membuat rejeki kita tidak selamat sampai diujung bulan. Kita harus menyakini bahwa apa yang diberikan Tuhan itu cukup sampai diakhir bulan. Kita yang harus mengelolanya sehingga selamat sampai akhir bulan. Hidup sederhana adalah kunci utamanya.
Hidup sederhana adalah cara hidup di bawah kemampuan ekonomi kita sehingga bisa menyisihkan untuk menabung. Tabungan yang ada dapat digunakan untuk mengembangkan usaha produktif dan menolong orang lain. Selamat juga harus nyata dalam kehidupan keluarga. Tuhan merancang kehidupan keluarga itu selamat sampai maut memisahkan. Kita harus berjalan dalam cara yang baik supaya kehidupan keluarga selamat sampai diujung kehidupan. Prilaku kekerasan dalam rumah tangga dan perselingkuhan bisa menjadi menghempaskan kehidupan rumahtangga dalam lembah batu yang curam. Menjaga prilaku yang baik dan bertanggungjawab adalah cara membawa keluarga selamat sampai ujung perjalanan.
Natal adalah inisiatif untuk hal-hal yang baik dan menyatakan keselamat menjadi nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Selamat natal dan selamat menyongsong perjalanan baru ditahun depan. Tuhan memberkati.