GKJBrayatKinasih, Yogyakarta – Pengurus dan Guru Sekolah Minggu melaksanakan pelatihan dan regenerasi kepengurusan selama dua hari di Villa Ayem. Acara itu berlangsung dengan penuh sukacita dan keakraban.
Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk lebih mengakrabkan relasi Tim Pengajar KOMNA dan menghidupkan kembali semangat berpelayanan bagi anak-anak kami di Sekolah Minggu. Dalam kegiatan ini kami merancang tiga sesi untuk pelatihan dan kemudian dilanjutkan dengan Regenerasi Pengurus. Sesi dalam pelatihan terdiri dari tiga topik yang dipandu langsung oleh orang-orang yang berkompetensi di bidangnya.
Sesi yang pertama kami mulai dengan topik: “Menjadi Pelayan yang Kreatif, Komunikatif & Dapat Membangun Team Work”, yang dipandu oleh Pdt.Sundoyo. Kami belajar 3 hal mendasar yang perlu untuk selalu diasah oleh seorang guru sekolah minggu, yaitu: 1) Guru perlu untuk membangun imajinasi yang kreatif dalam mempersiapkan diri untuk memandu sekolah minggu, karena anak-anak di sekolah minggu masih perlu untuk memahami kisah dalam Alkitab dengan bahasa yang lebih sederhana. Guru sekolah minggu harus bisa mengajarkan kisah Alkitab dengan versi anak-anak,
2) Kekompakan tim pelayanan, yang juga menjadi bagian penting untuk selalu dibangun. Kami belajar menyambung gerakan dari orang pertama ke orang selanjutnya. Pesan yang disampaikan adalah, dalam berpelayanan seorang MC tidak boleh bertindak semauanya sendiri, tetapi harus koordinasi dengan pembawa firman, pemusik maupun juga pendamping, supaya pelayanan dapat berjalan dengan baik. 3) Intonasi suara bagi seorang pelayanan itu penting, karena keras-pelan suara seorang pengajar akan mempengaruhi ketertarikan anak untuk mau mendengarkan apa yang hendak diceritakan, maka kami diajarkan cara mengambil nafas dan juga menggunakan suara perut maupun suara tenggorokan. 4) Ekspresi menjadi poin terakhir yang kami pelajari bersama, tetapi poin ini menjadi hal utama bagi seorang guru ketika mengajar maupun hendak berbicara dengan anak. Anak tidak akan tertarik untuk mendengar jika guru yang mengajar hanya dengan ekspresi wajah yang datar saja.
Dalam sesi kedua topik yang diangkat adalah: “Komitmen & Spirit Pelayanan”, dengan pembicara Pdt. Nani Minarni. Kami diantarkan untuk melihat kembali apa yang dimaksud dengan perkembangan anak, dan mengapa penting bagi seorang anak untuk mulai diperkenalkan tentang Tuhan. Dibantu dengan pendekatan dari Gordon Allport, Pdt Nani mengajarkan kita memahami pentingnya seseorang untuk mengenal kembali siapa dirinya karena seseorang tidak dapat mendampingi orang lain jika dia tidak mengenal dirinya sendiri. Kami kemudian belajar mengenal kepribadian masing-masing dengan mengikuti semacam post test atau bahasa yang dipakai oleh Gordon Allport post posisi, untuk melihat ke dalam diri kita sendiri, supaya tempat pelayanan yang kita pilih sesuai dengan kepribadian kita sendiri.
Sebelum masuk sesi ketiga, kami break untuk makan malam bersama, dengan menu yang sangat sederhana tetapi terasa nikmat karena dapat makan dan ngobrol bersama. Setelah makan malam kami kembali melanjutkan sesi yang ketiga yang sebenarnya masih berkaitan dengan sesi yang kedua. Kami berefleksi akan panggilan yang telah kami terima untuk dapat melanjutkan panggilan ini. Namun refleksi kali ini sedikit berbeda dengan refleksi yang pernah kita lalui. Kami dibantu dengan kartu yang namanya poin of you. Kartu ini merupakan hasil perkumpulan pesan dari para Peziarah yang telah berhasil mendengarkan panggilan mereka masing-masing. Dalm sesi ini kami diajak untuk mengambil 4 kartu dengan waktu yang berbeda-beda dan tahap pertanyaan yang juga berbeda.
Pertanyaan Pertama, “Memaknai Pengalaman Hidup yang Mengesankan”, dibantu dengan mengambil satu kartu yang telah tersedia. Melalui kartu itu kita akan mendapatkan pesan yang berbeda-beda, dan pesan dalam kartu itu hanya terdiri dari satu sampai dua kata, tetapi lewat pesan itu kita mampu merefleksikan pesan yang sedang disampaikan. Pertanyaan kedua, “Mengenali Kesulitan Dalam Hidup dan Melaksanakan. Teknisnya masih sama, mengambil satu kartu dan mencoba memahami pesan yang disampaikan dalam kartu tersebut.
Pertanyaan Ketiga, “Memetakan Tindakan Alternatif atau Solusi yang Dapat Dilakukan”, dan Pertanyaan Keempat, “Menemukan dan Mendapatkan Inspirasi Baru untuk Menerima Tugas dan Tanggung Jawab”.
Kesan yang ditunjukan setiap orang adalah, sangat takjub dengan pesan yang disampaikan oleh kartu-kartu ini, karena selalu sesuai dengan pribadi orang tersebut atau malah ada pesan yang ingin mengkritik atau mengingatkan setiap kami. Refleksi ini ditutup dengan bersama-sama saling bergandengan tangan dan memikirkan tiga kata yang menggambarkan diri kita, yang nantinya akan kita bagikan kepada orang disamping kita dengan mengingat bahwa ketika melakukan pelayanan tidak akan selalu mudah. Banyak tantangan dan persoalan yang dijumpai, namun kita perlu mengingat bahwa kita punya teman pelayanan yang juga dapat dapat membantu kita, mau berbagi tanggungjawab dapat membuat kita merasa lebih bermakna dalam melakukan pelayanan ini.
Setelah mengikuti tiga sesi dengan penuh sukacita dan memberikan semangat baru, kami masuk pada acara pemilihan pengurus baru Komisi Anak. Walaupun sudah semakin larut, tetapi semangat kami masih tetap ada, dalam pembicaraan yang penuh sukacita dan berhikmah ini telah menghasilkan pengurus baru untuk melanjutkan Kepemimpinan di periode berikutknya.
Hari berikutnya kami mulau dengan doa pagi bersama, yang di dalamnya kami membaca dan merenungkan kisah Yesus membasuh kaki murid-muridNya. Tidak ada khotbah ataupun renungan, tetapi dalam doa pagi ini, kami mencoba berdoa dengan metode Doa Sadhana (Antony de Mello), kami membayangkan sedang berada dalam ruangan yang sama bersama murid-murid Yesus yang sedang menunggu giliran untuk dibasuh kakinya. Dan tibalah giliran saya untuk menerima pembasuhan dari Yesus. Dia mendekati saya dan mulai mengangkat kaki saya untuk membasuhnya satu persatu, kemudian membisikan sebuah kalimat di telinga saya katanya; Aku telah menunjukkan cara pelayanan yang sesungguhnya, apakah kamu mau untuk melanjutkan tugas ini? maukah kamu melayani anak-anak-KU yang kutitipkan padamu? Yesus berdiri dan kemudian membuka tanganNya memberikan kesempatan jika kamu ingin memeluknya, jika kini kamu telah berada dalam pelukannya jawablah pertanyaan yang tadi sudah disampaikan Yesus.
Setelah selesai berdoa dengan metode Doa Sadhana kami menutup doa ini dengan bersama-sama mengangkat pujian “Tuhan Ini Tugas Kami”. Selesai bersalaman kami kemudian melanjutkan dengan olahraga bersama yang dipandu oleh mas Brian, dan dalam waktu olahraga ini kami juga belajar kekompakan dalam sebuah tim yang dapat memberikan hasil yang baik. Selesai olahraga kami menuju ruang makan dan sarapan bersama, dan kemudian bersiap-siap untuk pulang. (Mike Makahenggang)