GKJBrayatKinasih, Miliran- Pendeta Sundoyo bersama dengan 4 utusan lain dari Sinode GKJ akan mengikuti Sidang Raya Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) di Sumba yang akan dilaksanakan 7-13 November 2019.
Pak Sundoyo menjelaskan, Sidang Raya PGI tahun ini mengambil tema “Bersama Seluruh Warga Bangsa, Gereja Memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia yang Demokratis, Adil, Sejahtera, Bagi Semua Ciptaan yang Berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945”.
GKJ sendiri, menurut Pak Sun sedang menghidupi tentang Indonesia sebagai rumah bersama. Rumah bagi siapapun anak bangsa dan seluruh ciptaan alam semesta. “Gkj terus mendorong untuk hidup bersama dalam rasa saling mengasihi dan menghormati serta berperan aktif dalam pelestarian lingkungan,” jelasnya.
Sidang raya PGI akan dilaksanakan di Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, dan diperkirakan akan diikuti sebanyak 2000-an peserta. Perhelatan akbar ini akan diawali dengan tiga kegiatan Pra Sidang Raya, yakni Pertemuan Raya Pemuda Gereja (2-5 Nopember 2019) di Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat, yang akan diikuti oleh 500-an pemuda; Pertemuan Raya Perempuan Gereja (2-5 Nopember 2019) di Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya, yang akan diikuti oleh 600-an perempuan gereja; dan Sidang MPL-PGI (6-7 Nopember 2019) di Waibakul, Kabupaten Sumba Tengah, yang akan diikuti 200-an pimpinan gereja. Selain itu juga digelar Pekan Komunikasi Kristen oleh Yakoma PGI dengan ragam kegiatan komunikasi di saat Sidang Raya berlangsung.
Sekretaris Umum PGI, Pdt. Gomar Gultom, beberapa waktu lalu mengatakan pentingnya memaknai perhelatan Sidang Raya ini sebagai Pesta Iman, ketimbang melihatnya hanya sebagai kewajiban konstitusional Gereja-Gereja di Indonesia. Sebagai sebuah pesta iman, maka ungkapan syukur harus mewarnai seluruh rangkaian kegiatan, sejak masa persiapan saat ini.
Acara Sidang Raya juga akan digelar dengan menggali kekayaan budaya Sumba untuk mengekspresikan Pesta Iman tersebut. Salah satunya adalah lagu Tema Sidang Raya berjudul, “Akulah Yang Awal dan Yang Akhir”, yang diciptakan oleh Hadi Wahono dari Yamuger, sengaja melodinya ditata sebegitu rupa dengan nuansa Sumba. (Tim Admin/pgi.or.id)