GKJBrayatKinasih, Yogyakarta- Klasis Gereja-gereja Kristen Jawa Yogyakarta Selatan bidang Kesaksian & Pelayanan di tahun 2019 ini kembali menyelenggarakan Parade Gending Rohani. Sebagai tuan rumah giliran GKJ Sidomulyo yang menggelar acara. Paguyuban Kerawitan Laras Kinasih dari GKJ Brayat Kinasih turut serta berpartisipasi dalam kegiatan ini.
Parade Gending Rohani (PGR) tahun ini diikuti 13 peserta dari gereja-gereja dalam naungan klasis Yogyakarta Selatan. Kegiatan dimulai sekitar pkl 10.30, diawali doa pembuka oleh Pdt. Korvinus Wahyu Nugroho yang merupakan pendeta jemaat GKJ Sidomulyo selaku tuan rumah. Acara pembukaan dan peresmian dimulainya PGR 2019 ditandai dengan pemukulan gong oleh pejabat yang mewakili Bupati Bantul yang saat itu berhalangan hadir.
Bertempat di gedung gereja yang kapasitasnya tidak terlalu besar mengakibatkan tidak semua peserta tertampung di gedung gereja. Puji Tuhan, untuk Laras Kinasih memperoleh tempat di dalam gedung gereja. Meski demikian tidak mengurangi semangat dari peserta untuk menampilkan yang terbaik. Sesuai tema PGR: “yo nggerejani yo njawani’ semua peserta menggunakan busana Jawa. Aneka motif dari kostum surjan dan kebaya peserta yang berbeda-beda memberikan warna tersendiri dalam kegiatan tersebut.
Sebagai warga Gereja Kristen Jawa, sangat selaras sekali budaya Jawanya ketika kita menyaksikan kostum para peserta. Sebagai peserta dengan urutan pertama tampil adalah GKJ Bambu Tegalrejo. GKJ Bambu tahun ini tampil lagi menjadi peserta PGR setelah di tahun sebelumnya tidak tampil. Sementara Laras Kinasih mendapat giliran tampil dengan nomor urutan keempat. Kerawitan Laras Kinasih untuk tahun ini mengirimkan 30 seniman seniwati yang terdiri 15 pengrawit dan 15 wiraswara. Bapak Sabar Ngudiono masih tetap setia mendampingi dan melatih kerawitan Laras Kinasih. Beliau juga yang menyiapkan dan menggarap 3 gending yang disajikan yang berjudul Pracaya, Swarga Endah dan Sabda Rahayu.
Saat yang ditunggupun tiba ketika pembawa acara memanggil Laras Kinasih untuk tampil di panggung. Dengan semangat dan keyakinan penuh, semua anggota Laras Kinasih naik ke atas panggung. Gending pembuka adalah “Pracaya” dengan irama yang lembut dan pelan berisi lirik yang mengajak untuk kita mempunyai iman kepada Tuhan Yesus agar kita bisa diselamatkan. Gending Parcaya ini dibumbui gesekan rebab yang dimainkan terasa mendayu-dayu sampai ke hati.
Tiga gending Laras Kinasih disajikan secara medley dari gending yang berirama pelan kemudian menjadi gending yang penuh semangat. Bahkan gending penutup “Sabda Rahayu” pada salah satu bagiannya hanya diiringi dengan tepuk tangan para pengrawit. Hal ini tentunya membuat penonton terkejut dan tidak menyangka bahwa musik gendingnya akan berhenti dan diganti dengan iringan tepuk tangan. Sehingga secara spontan banyak penonton yang larut dan secara spontan ikut bertepuk tangan.
Bapak Pdt. Sundoyo yang sejak keberangkatan dari GKJ Brayat Kinasih terus mendampingi, terlihat asik merekam penampilan Laras Kinasih. Pada bagian penutup, gendingnya diakhiri dengan sorak sorak dari wirasawra yang membuat suasana semakin meriah, dan penontonpun bertepuk tangan mengapresiasi penampilan Laras Kinasih yang berani menyajikan pertunjukan yang berbeda dari peserta lainnya. Penampilan khusus Laras Kinasih ini bahkan menarik perhatian jurnalis dari ISI (Institute Seni Indonesia), yang kemudian meminta waktu untuk mewawancarai Bapak Mugi Raharjo selaku ketua Laras Kinasih.
Tak terasa waktu terus berjalan, penampilan dari para peserta lain secara bergantian memeriahkan PGR 2019 ini. Giliran terakhir adalah tim karawitan GKJ Gunturgeni sebagai peserta dengan nomor urut tiga belas. Acara diakhiri dengan pembagian sertifikat kepada setiap peserta. Laras Kinasih pun selesai menunaikan tugasnya sebagai utusan dari GKJ Brayat Kinasih dan kembali pulang kembali ke gereja dengan bus yang sudah disediakan. Sampai jumpa kembali pada Parade Gending Liturgi tahun 2020 di GKJ Kotagede. Tuhan memberkati. (Anton Arijadi)