GKJBrayatKinasih, Miliran – Warga Jemaat GKJ Brayat Kinasih larut dalam kekhusukan ibadah Rabu Abu, 26 Februari 2020 petang. Satu per satu mereka maju ke depan ketika Pak Pendeta Sundoyo menorehkan abu ke dahi mereka.
Prosesi penorehan abu di dahi oleh pendeta adalah bagian dari keseluruhan ibadah Rabu Abu itu. Usai mendapatkan torehan abu, jemaat kemudian meletakkan jarinya di papan tinta dan menempelkan jari bertinta itu ke kayu Salib.
Pak Pendeta Sundoyo menjelaskan, prosesi usai mendengarkan kotbah ini adalah perwujudan belarasa pada penderitaan Kristus dengan menyatakan bertobat dan kemudian mensyukuri pengorban Kristus yang telah memeluk kita semua dengan segala kekurangan dan kelemahan kita agar kita layak berada di SalibNya.
Dalam ibadah ini seluruh jemaat, majelis gereja dan semua yang terlibat dalam ibadah mengenakan busana bernuansa hitam. Lagu-lagu pujian yang mengalun lembut di tengah suasana lampu yang sengaja di’stel’ agak temaram, dan ditingkahi suara air hujan membuat suasana ibadah itu semakin syahdu.
Dalam kotbahnya Pak Pendeta Sundoyo mengutarakan ajaran Tuhan Yesus tentang berbuat kebaikan kepada orang lain, tentang berdoa dan berpuasa. Inti dari perintah atau ajaran ini adalah semua dilakukan untuk Tuhan bukan supaya dilihat oleh manusia. (Tim admin)