GKJBrayatKinasih, Yogyakarta – Pendidikan adalah bekal paling berharga yang harus dimiliki semua orang agar bisa menatap masa depan yang lebih baik. Namun tidak semua orang atau semua anak memiliki kemampuan secara ekonomi untuk membayar biaya pendidikan yang kian hari kian mahal.
Hal ini pula yang disadari oleh warga jemaat GKJ Brayat Kinasih, Yogyakarta. Anak-anak adalah aset gereja, mereka adalah generasi-generasi penerus yang harus didukung untuk mendapatkan masa depan yang lebih baik. Untuk mewujudkan maksud tersebut, majelis gereja kemudian sepakat membentuk Komisi Pendidikan. Dengan bermodalkan semangat dan kasih, majelis gereja berupaya untuk memberikan yang terbaik bagi anak-anak.
Komisi Pendidikan GKJ Brayat Kinasih dibentuk dalam rangka memberi bantuan kepada anak-anak warga Gereja Brayat Kinasih, baik bantuan materi ataupun tambahan pelajaran, terutama bidang matematika, Bahasa Inggris dan melukis, demikian dijelaskan oleh Ibu Niniek Ambirata, salah seorang anggota majelis yang juga Bendahara Umum Komisi Pendidikan.
“Gereja punya harapan bahwa anak-anak harus memiliki nilai tambah, tidak hanya pandai dalam pelajaran saja tetapi juga memiliki ketrampilan yang lain,” ujarnya kepada Tabloid Adiyuswa. “Anak-anak ini merupakan aset gereja yang besar, sehingga harus mendapatkan perhatian yang lebih dari pemangku gereja.”
Bantuan materi dan non materi
Ibu Niniek menuturkan, Komisi Pendidikan dibentuk pada tahun 2006, masuk dalam bidang II yakni Bidang Kesaksian dan Pelayanan dalam struktur kemajelisan di GKJ Brayat Kinasih Yogyakarta. Komisi ini dikelola langsung oleh majelis yang mengampu di komisi Pendidikan.
Anak-anak yang mendapat bantuan adalah warga GKJ Brayat Kinasih Yogyakarta mulai jenjang SD, SMP, SMA/SMK sampai Perguruan Tinggi, yang benar-benar membutuhkan dengan data yang dikuatkan oleh majelis wilayah. Melalui orangtuanya, mereka bisa mengajukan surat permohonan bantuan kepada majelis gereja atau pengurus Komisi Pendidikan.
Bantuan materi yang diberikan berupa uang untuk biaya sekolah anak-anak warga gereja yang besarannya sesuai dengan jenjang pendidikannya. Mereka juga akan mendapatkan bantuan tambahan pelajaran matematika untuk anak-anak yang ada di jenjang SD-SMP serta bantuan pendampingan pelajaran Bahasa Inggris untuk jenjang SMP hingga Perguruan Tinggi.
Tenaga pengajar pelajaran Matematika dan Bahasa Inggris berasal dari warga gereja Brayat Kinasih yang berprofesi sebagai guru untuk kedua mata pelajaran tersebut, ataupun pemuda gereja yang mempunyai keahlian dalam bidang tersebut.
Sementara bantuan untuk tambahan kemampuan di bidang melukis diberikan kepada anak-anak di jenjang TK,SD, atau anak-anak dari jenjang pendidikan lain yang mau ikut. Tenaga pengajarnya adalah warga gereja yang menjadi guru/pengajar di bidang seni lukis.
Khusus untuk pendampingan pelajaran matematika, Bahasa Inggris, dan melukis tidak hanya diperuntukkan bagi warga Gereja Brayat Kinasih, tetapi juga warga lain yang ada di sekitar gereja yang ingin mengikutinya.
Selain memberikan bantuan-bantuan tersebut, Komisi Pendidikan juga memberikan bantuan moril berupa kegiatan doa bersama di setiap awal tahun pelajaran, dan doa bersama serta pemberian motivasi menjelang ujian akhir setiap jenjang pendidikan.
Doa bersama ini tidak hanya untuk anak-anak yang menerima bantuan pendidikan tetapi semua anak-anak warga Gereja Brayat Kinasih dan warga simpatisan yang ada di duduk di bangku kelas 6, 9 dan 12. Doa yang dipimpin langsung oleh Pendeta Sundoyo ini bahkan berlangsung dari rumah ke rumah, dan diikuti oleh orangtua siswa penerima bantuan serta majelis pemdamping.
Saat pandemi Covid-19 berlangsung, bantuan pendampingan belajar dan doa bersama sempat terhenti dan hanya berlangsung secara daring, namun sejak pandemi mulai melandai beberapa waktu lalu, acara doa bersama mulai digelar lagi di gedung gereja. Sedangkan kegiatan pendampingan belajar masih dirancang untuk menyesuaikan kegiatan belajar mengajar para siswa di sekolah masing-masing.
Sumber Dana
Mengelola Komisi Pendididikan bukanlah persoalan yang mudah, apalagi menyangkut pendanaan. Namun pengurus komisi bersitekad untuk bisa mewujudkan visi dan misi yang sudah ditetapkan. Untuk mengumpulkan dana, pengurus tidak meminta bantuan dari kas gereja, melainkan berusaha mendapatkan bantuan dari para donatur, terutama warga gereja yang memiliki kerinduan yang sama.
Pengurus menerima dua jenis donasi, yakni persembahan khusus dan mengikat serta persembahan yang bersifat insidentil. Persembahan Khusus dan Mengikat adalah paket donasi yang sudah dirancang oleh pengurus untuk mendapat bantuan dengan jumlah tetap secara berkala. Sedangkan persembahan insidentil adalah bantuan dalam jumlah berapapun dan kapanpun yang diberikan oleh warga jemaat secara sukarela.
Menurut Ibu Niniek Ambirata, jumlah persembahan yang diterima oleh Komisi Pendidikan rerata mencapai Rp. 16.500.000 per tahun, sedangkan jumlah pengeluaran rerata mencapai Rp. 11.810.000 per tahun.
Untuk tahun ini, Komisi Pendidikan GKJ Brayat Kinasih tengah memberikan bantuan kepada 7 anak SD dengan nilai bantuan masing-masing Rp. 60.000 per bulan, 2 anak SMP dengan nilai bantuan masing-masing Rp. 65.000 per bulan dan 2 anak SMA/SMK dengan nilai bantuan masing-masing Rp. 75.000 per bulan.
Terus berkembang
Awalnya, Komisi Pendidikan membatasi program bantuan hanya untuk warga GKJ Brayat Kinasih, namun seiring berjalannya waktu, program bantuan pendidikan juga diberikan kepada warga gereja lain yang membutuhkan.
Bahkan, Komisi Pendidikan GKJ Brayat Kinasih juga pernah memberikan bantuan biaya pendidikan untuk seorang mahasiswa sekolah tinggi teologi yang berasal dari gereja lain dan warga dari luar Jawa.
“Puji Tuhan, sejauh ini program kami berjalan lancar dan banyak warga yang bersedia menjadi donatur. Inilah bagian kepedulian kita kepada sesama. Kalau bukan kita siapa lagi, kalau tidak sekarang kapan lagi,” pungkas Ibu Niniek.
(artikel ini sudah dimuat di Tabloid Adiyuswa edisi Juni 2022 yang diterbitkan Sinode GKJ)