Home » Warta Terkini » PGI Kecam Keras Kasus Hagia Sophia

PGI Kecam Keras Kasus Hagia Sophia

GKJBrayatKinasih, Jakarta- Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) mengecam keras upaya Erdogan untuk menjadikan Hagia Sophia sebagai Masjid. Tindakan ini sangat melukai kawan-kawan Ortodox Yunani dan komunitas Kristen pada umumnya.

“Hagia Sophia, aslinya dibangun pada 537M Gereja Ortodox dan hingga 1453M merupakan Katedral Ortodoks dan tempat kedudukan Patriark Ekumenis Konstantinopel, kecuali pada 1204-1261, menjadi Katedral Katolik Roma di bawah kekuasaan Kekaisaran Latin Konstantinopel,” jelas Ketua Umum PGI, Pdt. Gomar Gultom di Jakarta, Rabu (15/7).

Sayangnya, lanjut Pdt. Gomar, paska Perang Salib, sejak 29 Mei 1453 sampai 1931 pada masa bangunan ini dijadikan masjid pada masa kekuasaan Kesultanan Utsmani. Berbagai ornamen bersejarah, artistis dan bermutu tinggi, dirusak tanpa tanggung-jawab demi menyesuaikan diri dengan kepentingan masjid. Sempat disekularkan dan dijadikan sebagai museum pada 1 Februari 1935 oleh Republik Turki.

“Namun lagi-lagi menjadi masjid kembali pada 10 Juli 2020 setelah pengadilan Turki memutuskan bahwa konversi Hagia Sophia pada tahun 1934 menjadi museum adalah ilegal, sesuatu yang patut kita sesalkan,” tandasnya.

Kemal Attaturk, Bapa modernitas Turki, yang menjadikan Hagia Sophia sebagai museum adalah sebuah keputusan historis yang penuh tanggung jawab atas historis Hagia Sophia tersebut. “Dan menurut saya, Kemal juga tidak semena-mena karena dia menyediakan alternatif pengganti Masjid tersebut tak jauh darinya, yakni Blue Mosque,” ujar Pdt. Gomar.

Lanjutnya, keputusan menjadikan kembali Hagia Sophia, yang aslinya adalah Katedral dan menjadi heritage dunia, adalah sebuah penghianatan historis, dan tidak menghargai nilai-nilai sejarah. Hagia Sophia, sebagai warisan dunia haruslah dijadikan milik semua umat manusia dan bisa dinikmati oleh seluruh umat, tidak hanya umat Muslim.

“Lagi pula, menjadikan Hagia Sophia sebagai masjid saya kuatirkan akan merobah dan merusak keaslian gedung tersebut sebagaimana dilakukan oleh rejim Ottoman di waktu lalu. Olehnya saya mendesak komunitas internasional untuk menghimbau Otoritas Turki membatalkan keputusan itu,” tegasnya.

Seperti dikutip dari Reuters, dunia menentang langkah Erdogan. Kritik bermunculan dari petinggi negara dan pemimpin agama dunia. Paus Fransiskus mengaku sangat sedih dan kecewa atas perubahan status. Dewan Gereja Dunia meminta pengembalian status museum. Yunani menilai keputusan Turki akan berimbas dalam hubungan dengan Uni Eropa. Amerika Serikat juga menyayangkan dan meminta agar Hagia Sophia tetap dapat diakses semua kalangan. (Sumber: pgi.or.id)