GKJBrayatKinasih, Miliran – Selama hampir dua pekan kemarin GKJ Brayat Kinasih turut merasakan kegembiraan menyambut Natal. Meski bukan warga jemaatnya sendiri yang merayakan, tetapi keluarga besar GKJ Brayat Kinasih bisa turut merasakan kegembiraan saudara-saudaranya yang merayakan Natal dengan meminjam gedung gereja GKJ Brayat Kinasih sebagai tempat perayaannya.
Diawali saudara-saudara kita dari Batak Karo yang saat ini sedang berkuliah di Universitas Atma Jaya merayakan Natal pada Jumat, 06 Desember 2019. Perayaan yang diikuti sekitar 150 orang ini berlangsung penuh hidmat dan meriah. Puji-pujian yang disuarakan terdengar merdu dan penuh sukacita. Para pemain band yang kompak sangat pas menjadi pengiring karena seluruh pesertanya mahasiswa. Singer-singer dan pengisi pujian tidak usah diragukan lagi suara merdunya karena semuanya berasal dari tanah Batak yang dikenal jago bernyanyi.
Sehari sesudahnya, tepatnya Sabtu, 07 Desember 2019 giliran Ikatan Keluarga Nias yang tinggal di Yogyakarta juga merayakan Natal di GKJ Brayat Kinasih. Nuansa Nias sangat kental terasa karena semua panitia dan petugas mengenakan busana khas Nias, yakni rompi hitam dengan hiasan ornament-ornamen warna-warni berkilau. Meski cuaca saat itu hujan deras tapi sekitar 230 orang hadir memenuhi gedung gereja. Undangan yang hadir ada tokoh yang dituakan yang tinggal di Yogya, keluarga-keluarga dari Nias yang bekerja di Yogya baik itu pengusaha, ASN maupun dosen tetapi sebagian besar adalah mahasiswa yang tinggal di Yogya.
Diawali dengan persembahan tari-tarian rangkaian perayaan Natal yang disusun dengan mengalir. Meski semua panitia adalah mahasiswa tetapi acara dapat berjalan lancar dan meriah, itu juga yang menjadi kebanggaan salah satu tokoh Nias dalam sambutannya, dan tentu saja disambut tepuk tangan dari undangan yang hadir. Acara diakhiri dengan pembagian puluhan doorprise yang sudah disiapkan. Wajah-wajah ceria dan sukacita undangan yang hadir bisa bertemu dan merayakan Natal dengan saudara-saudara yang berasal dari satu daerah mungkin bisa menjadi pengobat rasa rindu pada kampung halaman.
Sebelum acara penutup undangan diajak beramah tamah dengan menikmati makan malam bersama yang disiapkan di halaman gereja. Setelah menikmati makan malam, seluruh peserta masuk kembali ke gedung gereja, puncak kemeriahan perayaan Natal terletak di ujung acara, mungkin itu acara yang ditunggu oleh semua karena tidak ada satupun yang pulang terlebih dulu. Pembawa acara menyebutnya “Maena” dan seketika semua undangan beranjak dari tempat duduknya masing-masing dan berdiri berjajar rapi di altar, di belakang dan di area-area kosong gedung gereja. Ternyata kemudian terdengar musik rancak mengiringi nyanyian berbahasa Nias yang dinyanyikan oleh pasangan muda mudi. Seluruh undangan pun menari dengan gerakan yang sama semacam tarian poco-poco. Semua menari bergembira, sambil sesekali terdengar sahutan teriakan-teriakan sehingga semua semakin bersemangat dalam menari. Luar biasa suasana saat itu kita seperti sudah ada di daerah Gunung Sitoli.
Kamis, 12 Desember 2019 giliran Ikatan Mahasiswa Halmahera Utara yang menggunakan gedung gereja Brayat Kinasih untuk merayakan Natal. Dekorasi sudah dipersiapkan dengan sangat matang oleh saudara-saudara kita dari Halmahera ini sehingga altar gereja ada palungan dan berbagai pernik-perniknya. Perayaan diawali dengan ibadah menggunakan liturgi yang disusun dengan sangat baik dan tertata rapi. Mengambil tema “ Hiduplah Menjadi Sahabat Semua Orang” perayaan Natal saudara-saudara kita agak terganggu dengan hujan yang begitu derasnya yang mengguyur kota Yogyakarta dari sore sampai malam. Meski yang hadir mungkin tidak sebanyak yang diharapkan karena hujan deras , namu sekitar 100 orang yang hadir tetap mengikuti acara dari awal sampai akhir dengan penuh sukacita.
Saudara-saudara kita dari Halmahera ini memang memiliki kedekatan khusus dengan GKJ Brayat Kinasih, karena ada sosok yang sudah menjadi bagian dari Brayat Kinasih yaitu seorang perempuan yang akrab dipanggil dengan Kak Mike. Beliaulah yang menyusun liturgi sehingga litugi ibadah perayaan natal ini menjadi tidak jauh beda dengan liturgi ibadah Minggu di GKJ Brayat Kinasih. Kak Mike juga menjadi penyampai Firman Natal untuk acara tersebut. Penggunaan salam dalam bahasa Halmahera oleh MC dan penyampai Firman memberii warna yang lain . Meski kita yang menyaksikan tidak paham artinya tetapi kita ikut bangga akan keragaman bahasa di Indonesia. Perayaan Natal ini juga dimeriahkan dengan persembahan tarian dari daerah Maluku Utara. Seorang pria dengan membawa pedang dan sesekali meneriakkan teriakan-teriakan melengking sepertinya melambangkan semangat para perantau muda ini dalam menempuh studi di Yogya dan semangat juga untuk terus memuliakan nama Tuhan.
Di saat yang lain, mahasiswa Fakultas Peternakan UGM pun tahun ini melaksanakan perayaan Natalnya di GKJ Brayat Kinasih, tepatnya pada Sabtu, 14 Desember 2019. Dengan iringan musik akustik lagu-lagu pujian terus dinyanyikan dalam ibadahnya sebelum mereka bersama-sama mendengarkan Firman Tuhan. Mas Pandu, Mbak Sekar dan Mbak Tia, muda-mudi Brayat Kinasih yang kebetulan kuliah di Fakultas Peternakan UGM menjadi penghubung teman-temanya dengan gereja sehingga mereka terasa berada di kampusnya sendiri. Semua petugas kecuali soundman ditangani oleh teman-teman mahasiswa.
Acaranya seru dan menarik bagi para anak muda sehingga merekapun enggan meninggalkan gedung gereja meski acara sudah selesai. Sebagian dari mereka berfoto-foto, sebagian lainnya bergerombol saling bercerita.
Inilah gereja kita yang terbuka untuk semua, kita mendukung penuh kegiatan perayaan Natal yang diadakan oleh berbagai panitia Natal. Semua fasilitas yang ada di gereja bisa digunakan secara penuh bahkan sejak persiapan. Mereka berlatih di studio yang kita miliki. Ini sejalan dengan tema besar gereja kita “Berjalan Bersama Menggandeng Yang Datang Menemukan Yang Hilang”.
GKJ Brayat Kinasih telah berproses dan menjadi rumah bagi saudara-saudara dari daerah dan suku di Indonesia seperti Nias, Batak , Halmahera, Sumba, Papua dan yang lainnya. Selamat menyambut Natal. Tuhan memberkati. (Anton Arijadi)