Masa remaja adalah masa ketika remaja sedang dalam proses mencari identitas, mencoba sesuatu yang baru dalam dirinya. Remaja cenderung bersikap anti kritik dan membangkang itulah sebabnya mengapa remaja dapat dengan mudah masuk kedalam pergaulan bebas yang mengakibatkan sex bebas.
Perkembangan pesat teknologi sejak awal abad ke 19 membuat perubahan yang signifikasi terutama pada perkembangan mental manusia. Salah satunya pada pergaulan remaja, remaja adalah usia transisi ketika seseorang mulai memasuki masa puber. Di zaman sekarang ini seks sudah sangat wajar terjadi dan dilakukan di kalangan muda dan remaja.
Bicara soal remaja tidak lepas dari persoalan percintaan mereka, tentu semua remaja telah mengalaminya hampir seluruh remaja di dunia termasuk di Indonesia mempunyai budaya untuk mengexpresikan percintaan remaja itu sendiri yang kita sebut “pacaran”.
Pacaran merupakan hal yang tidak tabu di kalangan remaja, macam-macam pula tingkah laku remaja untuk mengexpresikan gaya pacarannya, salah satunya dengan cara ‘sexting’ dimana sang pacar akan mendominasi pasangannya dengan cara mengirim gambar atau foto pasangannya.
Perubahan cara berkomunikasi inipun juga terjadi dalam pembicaraan pada ruang-ruang obrolan yang lebih intim, misalnya dalam komunikasi dengan pasangannya. Komunikasi dengan pasangan romantis yang biasanya terjadi dalam model komukasi tatap muka, kini seakan tidak lagi memiliki batasan jarak maupun waktu.
Komunikasi yang biasanya berhenti karena jarak dan waktu sekarang dapat dihindari dengan pesatnya tehnologi komunikasi. Terlebih lagi ketika perkembangan tehnologi sekarang ini memungkinkan orang-orang untuk berkomukasi secara real time, melalui video call, dan juga mengirimkan gambar atau video dengan cepat.
Di kalangan remaja, sexting bukanlah hal yang asing bagi mereka. Jika chatting adalah saling tukar teks lewat ponsel, maka cakupan sexting adalah saling bertukar seks ataupun gambar yang berhubungan dengan aktivitas seksual antar ponsel.
Prilaku sekting ini sudah seharusnya diawasi oleh orang tua. Dengan berbagai perangkat mobile yang tersedia saat ini, bukan tidak mungkin sebenarnya prilaku ‘sexting’ ini sudah banyak dilakukan remaja.
Hal yang dikhawatirkan adalah ketika orang tua kaget ketika menemukan anaknya sangat aktif dalam melakukan ‘sexting’ yang akan berujung dengan hubungan seksual secara nyata, dan mengakibatkan sex bebas.
Dilihat fenomena ‘sexting’ semakin marak terjadi di kalangan remaja, tindakan ini didasarkan pada dorongan kemauan dengan mengindahkan nilai dan norma yang ada di dalam masyakat. Fenomena ini terjadi dikarenakan ada kemauan satu dengan yang lain antara pihak laki-laki dan perempuan yang akan melakukan hubungan seks pranikah.
Pendidikan seks di kalagan remaja tampaknya belum mengena sasaran dan sepertinya belum berhasil. Terbukti dengan maraknya pergaulan bebas dan seks bebas yang dilakukan remaja pada akhir-akhir ini, dan juga banyaknya kasus kehamilan di luar nikah, penyakit menular seperti HIV/Aids serta maraknya aborsi yang dilakuan oleh remaja.
Memang tidak semua remaja harus diberi pengarahan tentang hal ini, karena mereka seharusnya sudah dapat berpikir secara matang tentang nilai dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Disamping itu juga peran keluarga sangat penting dimana dari keluarga norma-norma itu diajarkan dan juga iman dan agama yang kuat bisa membentengi kalangan remaja dari ‘sexting’, pergaulan bebas dan seks bebas, Sehingga nantinya generasi muda akan tampil dengan pikiran yang maju serta tidak melupakan norma-norma hukum yang berlaku di masyarakat, semoga tulisan ini menjadi berkat untuk kita semua, Amin.
( oleh : Elys Sudarwati, SH, YLPHS )
(Sumber : gkj.or.id )