Home » Warta Kegiatan » Dari Kisah Rajawali, Anak-anak Belajar Tentang Tanggung Jawab

Dari Kisah Rajawali, Anak-anak Belajar Tentang Tanggung Jawab

(Guru Sekolah Minggu GKJ Brayat kinasih bersama Anak-anak sekolah minggu GKJ Bantul)

GKjbrayatkinasih, Miliran – Minggu, 29 Oktober 2017, udara pagi yang sejuk membangunkan para guru sekolah minggu untuk bersiap mengajar. Bersiap untuk bertemu dengan calon-calon penerus gereja.

Kali ini tidak seperti biasanya. Beberapa di antara kami ada yang harus berangkat ke GKJ lain untuk tukar mengajar. Kegiatan ini dilaksanakan tiga bulan sekali dan menjadi agenda rutin KOMNAKLAS selatan.

Sudah berjalan dua kali kegiatan tukar mengajar di tahun ini. Bulan Juli lalu kami diutus ke GKJ Sumber Agung dan GKJ Brayat Kinasih mendapat guru dari GKJ Mergangsan.

Hari Minggu (29/10/2017) kemarin kami diutus ke GKJ Bantul dan GKJ Brayat Kinasih mendapat guru dari GKJ Sidomulyo.

Pukul 06.30 kami berangkat menuju GKJ Bantul dengan berkendara dalam satu mobil. Hawa yang sejuk menambah semangat untuk meluncur ke Bantul.

Sekolah Minggu dimulai pukul 07.30 dan diikuti oleh adik-adik usia balita hingga kelas 6 SD. Kami dalam satu tim terdiri dari MC, pemusik, dan pengajar. Terlihat suasana baru ketika kami berada di tempat dan anak-anak yang berbeda. Kami bisa mendapat pengalaman baru dari kegiatan ini.

Cerita tentang rajawali (salah satu cerita hewan untuk character first) disampaikan oleh kak Yun. Setelah mendengar cerita, anak-anak diminta untuk mengaplikasikan cerita, yaitu tentang tanggung jawab. Anak-anak diminta untuk menghias gelas plastik untuk kemudian dimasukkan kacang hijau di dalamnya. Dalam sepekan, mereka diminta untuk merawat biji itu hingga tumbuh. Ini salah satu bentuk tanggung jawab ketika mereka diberikan suatu kepercayaan.

Sementara itu anak-anak di GKJ Brayat Kinasih diajar oleh kakak-kakak dari GKJ Sidomulyo dan didampingi oleh kakak-kakak dari GKJ Brayat Kinasih yang terjadwal mengajar di tanggal 29.

Sungguh pengalaman yang baru ketika kami bisa berbagi dengan saudara-saudara kita dari Gereja lain. Kami bisa belajar untuk melayani anak-anak dengan lebih baik. (Uri Ciptaningrum)