Suasana ruang Yosua yang terletak di lantai dua GKJ Brayat Kinasih tampak berbeda hari Minggu (11/6/2017) kemarin. Sebagian besar anak-anak Sekolah Minggu kelas pratama dan kelas madya melayani di GKJ Bantul sebagai wujud pelayanan mereka di bidang olah vocal. Hanya tersisa beberapa anak saja. Lebih sepi dari biasanya, namun mereka tetap mengikuti Sekolah Minggu dengan semangat dan wajah yang sumringah.
Sekadar informasi, setelah diberkati dalam ibadah siang pukul 08.30, anak-anak dibagi dalam tiga kelas, yaitu : kelas balita, kelas pratama, dan kelas madya. Kelas balita menempati ruang bawah (lantai satu), sedangkan kelas pratama dan madya menempati ruang Yosua (lantai dua GKJ Brayat Kinasih) untuk ibadah awal. Di lantai dua, setelah anak-anak mengikuti ibadah awal Sekolah Minggu, selanjutnya akan dibagi dalam dua ruang untuk bersama-sama belajar Firman Tuhan. Anak-anak kelas pratama menempati ruang Yosua dan kelas madya menempati ruang Ester.
Saya sebagai guru yang bertugas mengajar di kelas madya, didampingi oleh Kak Bagus dan Kak Sela. Kami bersama-sama mendampingi dua anak kelas madya, Jeco dan Paksi. Kami belajar dari kisah Rasul Petrus dan Yohanes tentang berbagi kasih terhadap sesama yang membutuhkan.
Bahan bacaan terambil dari Kisah Para Rasul 3 : 1-10. Petrus dan Yohanes menyembuhkan orang yang lumpuh yang diletakkan di dekat pintu gerbang Bait Allah. Banyak orang berlalu lalang untuk memberikan uang receh, namun Petrus dan Yohanes melakukan hal yang lain. Petrus berkata, “Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu : Demi nama Yesus Kristus, Orang Nazaret itu, berjalanlah!”.
Ya..yang dibutuhkan orang lumpuh itu bukanlah semata-mata uang receh, namun kasih dan kepedulian dari sesamanya. Hal ini terwujud dalam tindakan Petrus dan Yohanes sebagai murid Tuhan Yesus yang diberi kuasa untuk menyembuhkannya. Petrus dan Yohanes telah berhasil meneladani kasih Kristus.
Setelah membaca Firman Tuhan bersama-sama, kami saling sharing tentang pengalaman kami masing-masing. Dimulai dari guru-guru yang membagikan pengalaman tentang berbagi kasih atau kepedulian terhadap sesama. Yang kami lakukan ternyata hampir sama, yaitu menolong orang lain ketika berada di jalan. Selanjutnya saya meminta anak-anak untuk menuliskan pengalaman mereka dalam sebuah kertas. Saya luar biasa tercengang ketika membaca tulisan mereka.
Salah satunya adalah tulisan Ferdinand Jeco Nio, “Waktu di stadion Mandala Krida, saya lagi makan mie ayam. Waktu ada simbah-simbah, saya bertanya, “mbah lagi apa?”. Simbah itu menjawab, “cari makan”. Kemudian saya membungkuskan mie ayam satu untuk simbah,” begitu tulis Ferdinand Jeco Nio.
Tulisan lainnya adalah milik Kresna Paksi Lare Panjawi. Ia menulis: “Pada saat itu teman saya jatuh di jalan naik sepeda dan terluka. Kemudian saya menolong dan membawanya pulang ke rumah untuk mencuci luka itu.”
Luar biasa, bukan?. Mereka saja bisa, bagaimana dengan kita?. Mari bersama belajar untuk meneladani kasih Kristus yang dengan kerelaan hati berbagi kasih, kepedulian, ataupun perhatian terhadap sesama kita yang membutuhkan.
Ditulis oleh :
Uri Ciptaningrum / Guru Sekolah Minggu GKJ Brayat Kinasih
luarrr biasa 👍
Terima kasih mbak Uri..