GKJbrayatkinasih, Ambarawa- Kota Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, selain sebagai kota perjuangan yang terkenal dengan peristiwa Palagan Ambarawa, ternyata juga tak berhenti untuk terus menebar benih-benih toleransi.
Kampung-kampung toleransi terus bermunculan dari kota ini. Terbaru dari Lingkungan Sumber, tepatnya di RW 7, Keluran Panjang, Ambarawa.
Saat masyarakat merayakan pergantian tahun dengan berlibur ke berbagai lokasi wisata, warga di Lingkungan Sumber ini justru sedang punya gawe bersama. Yakni Perayaan Natal Bersama.
Uniknya, dalam perayaan Natal bertema “Hendaklah Damai Sejahtera, Kristus Memerintah di Hatimu” ini, warga Muslim juga ikut hadir bahkan terlibat menyiapkan acara tersebut. Sudah tentu, umat Muslim hanya sebatas membantu mempersiapkan acara dan tak terlibat dalam ibadah.
“Terima kasih atas keterlibatan seluruh warga, karena meski yang punya gawe adalah umat Katolik tetapi umat Muslim pun ikut membantu mempersiapkannya. Terima kasih atas kehangatan persaudaraan yang selama ini terjalin,” kata Ketua Panitia, F Eko Haryanto dalam sambutannya.
Ketua RW 7 Lingkungan Sumber, Dwi Widarto, dalam sambutannya mengungkapkan perasaan sukacitanya atas terselenggaranya perayaan Natal ini. Ia terharu melihat warganya yang berbeda agama hidup dengan guyub dan rukun.
“Kami juga mengucapkan terima kasih karena keterlibatan seluruh pihak, terlebih juga pemerintah hadir dalam acara ini,” kata Dwi.
Asnawi, yang mewakili warga Muslim, dalam sambutannya menggarisbawahi bahwa tema Natal ini selaras dengan semangat tentang pentingnya harmoni dengan semua umat manusia dan pemerintah.
“Saya sebut sebagai 3D, yaitu D yang pertama itu ‘Damai’ antar sesama umat seagama. Kedua, ‘Damai’ dengan umat beragama lain, dan ketiga, ‘Damai’ umat dengan pemerintah,” kata Asnawi.
Senada dengan Asnawi, Sekretaris Kecamatan Ambarawa, Sutrisno, mengatakan agar kerukunan umat seagama, antarumat beragama dan umat beragama dengan pemerintah, harus dilakukan dengan baik.
Dalam kesempatan itu mewakili pemerintah, ia menyampaikan selamat Natal dan mengapresiasi tradisi yang sudah ada di Lingkungan Sumber ini.
Ia meyakini kampung- kampung toleran di Ambarawa ini akan menginspirasi daerah lainnya sehingga kehidupan masyarakat akan semakin harmonis.
“Tidak banyak ditemui peristiwa seperti ini. Saya berharap tradisi yang baik ini tetap diteruskan,” imbuhnya.
Salah seorang warga, Sarah Lamsusi (30) mengatakan, di Lingkungan Sumber, perayaan Natal bersama dan Halal bi Halal saat Lebaran sudah menjadi tradisi tahunan.
Berawal dari cetusan para tokoh agama dan tokoh masyarakat Lingkungan Sumber pada tahun 2001, tradisi ini terus dipupuk dan dilestarikan hingga sekarang.
“Dimulai Halal bi Halal pada tahun tersebut dan diteruskan sampai sekarang. Tradisi ini semakin menguatkan ikatan persaudaraan kami,” kata Sarah.
Acara yang dimulai tepat pukul 08.30 WIB itu diawali dengan doa pembuka secara Katolik yang dipimpin oleh Teguh Widarbo selaku prodiakon lingkungan Antonius.
Anak-anak dari Pendampingan Iman Anak (PIA) juga ikut meramaikan suasana dengan mempersembahkan gerak dan lagu. Tak ketinggalan, seluruh warga baik yang Katolik maupun yang Muslim juga memperoleh kesempatan yang sama untuk mendapatkan hadiah dari panitia.
Acara tersebut diakhiri dengan salam-salaman dan ramah-tamah menikmati aneka kudapan dan hidangan yang sudah disiapkan.
Sebelumnya, Kampung Toleran juga ada di Ambarawa tepatnya di Dusun Losari RT 04/RW 04, Kelurahan Lodoyong, Kecamatan Ambarawa. Senin (25/12/2017) mereka menggelar silaturahmi Natal.
Dalam silaturahmi Natal, warga Kristiani berdiri berjejer di sepanjang jalan kampung. Sementara warga Muslim berjalan menyalami dan mengucapkan selamat Natal kepada mereka.
“Tradisi ini kami mulai sejak tahun 2.000-an. Kesepakatan warga, saat Lebaran dilangsungkan Halal bi Halal bersama pada hari pertama. Kemudian saat Natal warga mengucapkan Natal bagi warga yang merayakannya,” kata Ketua RT 04 RW 04 Losari, Sumarno, di sela-sela Silaturahmi Natal, Senin (25/12/2017). (Sumber: kompas.com)