GKJbrayatkinasih, miliran- Orang bertumbuh sesuai dengan karakternya. Jangan sampai kita menjadi orang yang suka membanding-bandingkan dengan orang lain atas apa yang diraihnya sekarang.
Demikian salah satu poin penting yang disampaikan oleh Pdt. Sundoyo dalam acara ibadah ‘seger gayenk’ di ruang Daud, Sabtu (28/10/2017).
Menurut Pdt. Sundoyo, belajar kesabaran dapat menuntun kita sebagai manusia untuk bisa melihat bahwa setiap orang berjalan pada zona dan waktunya sendiri-sendiri, sehingga kita tidak perlu membandingkan dengan kehidupan orang lain
Dasar enungan kali ini diambil dari I Korintus 13 : 4-7. Pdt Sundoyo mengambil ilustrasi gambaran pohon untuk menjelaskan tentang kasih. Kasih dalam ilustrasi pohon digambarkan sebagai yang paling dasar yaitu akar yang menempel pada air. Gambaran akar tersebut merupakan kesadaran bahwa Allah mengasihi kita lebih dulu, bukan kita yang mengasihi Tuhan lebih dulu tetapi Yesus yang mengasihi kita terlebih dahulu.
“Hidup kita sebenarnya sudah penuh dengan energi kasih. Dari kasih itulah timbul beberapa hal yang menggambarkan tentang kesabaran seperti tidak egois, berperilaku baik dengan orang lain dan sebagainya. Ketika kita mengampuni orang lain maka orang lain bisa merasakan berkat kasih dari apa yang kita lakukan,” jelas Pdt. Sundoyo.
Lebih lanjut dijelaskan oleh Pdt. Sundoyo bahwa sabar adalah karakter dimana manusia sadar betul bahwa segala sesuatu berada dalam proses. Tidak semua berlangsung secara cepat sesuai dengan keinginan kita sebagai manusia. Setiap keadaan yang akan kita raih adalah proses yang harus kita lalui dan tidak boleh berhenti begitu saja.
“Semua harus menyadari bahwa segala sesuatu harus dilalui sebagai sebuah proses,” kata Pdt. Sundoyo.
Pdt. Sundoyo pun mengungkapkan bahwa ada alasan mengapa Tuhan mengijinkan kita mengalami penderitaan. Setiap orang harus bertumbuh.
“Iman dan karakter harus bertumbuh. Untuk bertumbuh kadang orang harus berada dalam situasi tersebut. Untuk berubah kadang harus melalui penderitaan dan melalui penderitaan kita dilatih kesabaran. Dengan kesabaran tentunya kita akan lebih mudah menemukan jalan yang dikehendaki oleh Tuhan,” imbuhnya.
Pdt. Sundoyo pun berharap melalui kegiatan ‘seger gayenk’ yang melibatkan dewasa muda dari beberapa gereja kiranya dapat menjadi langkah awal untuk menjalin komunikasi antar gereja khususnya bagi jemaat dewasa muda.
Saat ini pun pendekatan pembinaan warga gereja khususnya terhadap jemaat dewasa muda terus didiskusikan dan dirumuskan. Hal ini dilakukan supaya mendapatkan pendekatan pembinaan yang paling pas dalam jemaat, khususnya yang sesuai dengan dunia dari jemaat yang masuk kategori dewasa muda. (Tanto/Wilma Hms)