Home » Warta Kegiatan » Parade Gending Rohani, Ya Nggrejani, Ya Njawani

Parade Gending Rohani, Ya Nggrejani, Ya Njawani

(Tim gending Brayat Kinasih siap-siap berlatih)

GKJbrayatkinasih, Miliran- Kegiatan Parade Gending-Gending Rohani GKJ Klasis Yogyakarta Selatan 2017 akan diselenggarakan dalam bentuk Parade, artinya tidak ditentukan materi gending wajib maupun pilihan seperti dalam kegiatan lomba, sehingga juga tidak ditentukan peringkat kejuaraan.

“Dengan demikian, peserta dapat menyajikan garapan gending–gending Rohani dengan bebas, namun tetap disesuaikan dengan rasa yang menitik beratkan pada rasa “ya nggrejani, ya njawani”, kata Bapak Terry Trihantara yang dipercaya selaku Ketua Panitia, Senin (07/08/2017).

Sasaran Parade Gending-gending Rohani adalah seluruh jemaat GKJ Klasis Yogyakarta Selatan, baik muda maupun dewasa dan dapat melibatkan anak-anak. Hal tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan apresiasi dan kreativitas garapan gending-gending rohani yang dapat digunakan untuk mengiringi ibadah, baik yang sifatnya rutin maupun “mirunggan”.

Tiap – tiap utusan gereja anggota GKJ Klasis Yogyakarta Selatan diharapkan dapat mengirimkan 1 (satu) komunitas/kelompok/grup karawitan berikut nama dan “casting” pemain.

Jumlah peserta setiap komunitas/kelompok/grup karawitan dalam setiap utusan gereja menyesuaikan dengan materi yang akan disajikan oleh masing-masing komunitas/kelompok/grup karawitannya. Setiap komunitas/kelompok/grup karawitan utusan gereja wajib menyajikan racikan gending-gending rohani.

Parade gending-gending rohani berbeda dengan parade gending liturgi karena apabila mengambil bentuk lagu-lagu liturgi (gending-gending rohani untuk liturgi ibadah ) maka peserta wajib menyajikan racikan gending-gending rohani minimal 3 (tiga) bentuk gending yang dapat dipilih dari 5 (lima) kategori gending, yaitu 1. Pambuka 2. Panalangsa 3. Kesanggeman. 4 Pisungsung, dan 5. Penutup.

Di samping itu, setiap komunitas/kelompok/grup karawitan bisa menyajikan racikan gending-gending rohani dalam bentuk tunggal (bagian) maupun dalam bentuk konser.

Setiap peserta dalam penampilannya disarankan untuk mengenakan busana yang sesuai dengan penyajian garap karawitan “ya nggrejani, ya njawani”. (Anton Arijadi)