GKJbrayatkinasih, Miliran- Warga Jemaat Wilayah V (Wilma) GKJ Brayat Kinasih kembali mengadakan pemahaman alkitab (PA) di kediaman Bapak Suyoto, Kamis sore (8/06/2017). PA kali ini mengangkat tema “Kekayaan yang sejati”, dengan mengundang pembicara Pendeta Sukamdi, pembawa renungan pagi di Radio Sasando FM.
Pendeta Sukamdi mendasarkan PA pada kitab Lukas 16 ayat 10–11. Ia menjelaskan, uang adalah benda mati dan tidak punya salah. Uang tergantung pada manusia yang memegangnya. Manusia seringkali mengukur kesejahteraan hidupnya dengan uang.
“Sebagai manusia kita harus dapat membedakan antara kekayaan palsu dan kekayaan yang sesungguhnya,” kata Pendeta Sukamdi.
Kekayaan palsu yakni cinta uang, menurutnya telah banyak membuat orang jatuh dalam dosa. Ibaratnya kita mendapat upah dalam pundi-pundi yang berlubang, selalu merasa kurang dan kurang, bagaikan orang yang makan tetapi tidak pernah kenyang.
Ia mengutip Firman Tuhan dalam kitab I Timotius 6 ayat 9–10, yang menyebutkan bahwa akar dari segala kejahatan adalah cinta uang. Ketika manusia mengikatkan dirinya pada uang berarti Ia telah menghamba pada uang.
“Harta yang sesungguhnya adalah kesetiaan dan ketekunan,” katanya.
Firman Tuhan mengajak kita untuk belajar setia kepada Tuhan dalam segala situasi dan keadaan, karena Tuhan telah mencukupi kebutuhan kita.
Manusia seringkali mendekat kepada Tuhan ketika mengalami kekurangan, namun ketika Tuhan sudah mengubah keadaan menjadi lebih baik, manusia sedikit demi sedikit mulai meninggalkan Tuhan.
Pendeta Sukamdi mengingatkan, kekayaan, jabatan, pasangan hidup, dan kesuksesan mulai mengikat hidup manusia. Dahulu Tuhan menjadi yang utama dan terutama, namun setelah semuanya diberkati justru kekuatan duniawilah yang memegang kendali.
“Jangan sampai Tuhan mengambil kembali semuanya baru manusia sadar dan bertobat,” kata Pendeta Sukamdi mengingatkan.
Kita seharusnya makin dekat dengan Tuhan justru ketika diberi berkat yang berlimpah. “Saat kita menerima berkat belajarlah untuk terlebih dahulu membawa berkat itu kepada Tuhan sebagai ungkapan syukur,” jelasnya.
Jika kita membawa berkat tersebut kepada Tuhan, maka Dia akan memampukan kita untuk mengendalikan berbagai keinginan yang kerap muncul ketika kita memiliki berkat yang lebih.
Uang merupakan berkat dari Tuhan juga. Ketika manusia jatuh dalam dosa, bukan uang yang menjadi penyebabnya tetapi karena keinginan-keinginan kita, sifat serakah, dan hawa nafsu yang membuat kita mengikatkan diri dalam dosa. (Tanto/Wilma.hms)