GKJBrayatKinasih, Salatiga – Badan Pelaksana Sinode (Bapelsin) XXVIII GKJ mengeluarkan surat penggembalaan II pada 26 Maret 2020, yang isinya antara lain imbauan soal penggunaan media sosial dalam ibadah minggu di rumah-rumah warga jemaat. Bapelsin juga memberikan usulan pertimbangan dan alternatif pelaksanaan pelayanan sakramen perjamuan serta soal pelayanan kasih bagi sesama. Selengkapnya, simak Surat Penggembalaan berikut :
No. : SK./2020/B7 ISB709|3I8
Hal : Surat Pengembalaan II berkait dengan Pandemi Covid-l9
Yth.
1. Majelis Gereja se-Sinode GKJ
2. Bapelklas se-Sinode GKJ
Salam sejahtera-
Melalui surat ini, Bapelsin XXVIII GKJ menyampaikan surat penggembalaan II berkait dengan perkembangan pandemi Covid- I 9.
Mempertimbangkan fakta bahwa:
1. Pandemi Covid-I9 sampai saat ini belum berakhir
2. Dari hari ke hari, jumlah orang yang terjangkit Covid-I9 semakin banyak, bahkan tidak sedikit yang meninggal dunia
3. Keterbatasan jumlah rumah sakit rujukan yang dapat merawat pasien positif Covid-I9
4. Imbauan dari MPH PGI supaya gereja-gereja untuk sementara waktu memindahkan pelayanan dan ibadah ke ibadah keluarga di rumah masing- masing sampai dengan 29 Mei 2020
5. Maklumat dari Kapolri terkait akan adanya tindakan tegas bagi warga yang tidak sepenuhnya dapat melakukan jaga jarak aman, (physical distancing – sebelumnya dipakai istilah social distancing) untuk menghindari penyebaran virus Corona
6. Imbauan dari Pemerintah Pusat untuk tidak melakukan tindakan pengumpulan massa dalam jumlah banyak, termasuk dalam kegiatan peribadahan
Bapelsin XXVIII GKJ menyampaikan beberapa hal sebagai berikut:
A. Bapelsin XXVIII GKJ mengucapkan terima kasih dan menyampaikan apresiasi bagi seluruh Gereja se-Sinode GKJ yang sudah berupaya mendukung program physical distancing dengan menunda kegiatan-kegiatan pembinaan dan menata ulang kegiatan peribadahan.
B. Ada banyak gereja yang melakukan ibadah dengan model live streaming ibadah minggu, ibadah keluarga dengan panduan liturgi, video khotbah di YouTube, dan berbagai cara lain. Dalam rangka untuk berbagi penghayatan iman dan saling menyemangati, Bapelsin XXVIII GKJ mengimbau gereja untuk dapat:
1 . Melakukan tag konten di media sosial ke lnstragram dan atau Facebook @sinodegkj.
2. Mengirimkan tautan / link channel YouTube gereja atau pendeta ke multimedia@gkj.or.id atau dengan menuliskan komentar di https://tinyurl.com/youtubegkj dengan format Nama gereja – nama channel YouTube & waktu ibadah live streaming.
3. Mengembangkan pelayanan di media online uuafi*- pembinaan kategorial anak, remaja dan pemuda.
C. Pelayananan Sakramen Perjamuan
Selama masa physical distancing mungkin ada gereja yang sudah merencanakan untuk pelayanan Sakramen Perjamuan, baik reguler maupun khusus hari besar. Bapelsin XXVIII GKJ mengusulkan beberapa pertimbangan dan altematif pelaksanaan.
Pertimbangan:
1. Pelayanan Sakamen Perjamuan didasarkan pada perintah Tuhan Yesus (Lukas 22:19)
2. Pelayanan Sakamen Perjamuan awalnya adalah Perjamuan Paskah yang dilakukan masing-masing keluarga (Keluaran 12 dan 13)
3. Pelayanan Sakramen Perjamuan sebagai salah satu sarana pemeliharaan iman orang percaya
4. Pemahaman GKJ mengenai makna dan manfaat Sakramen Perjamuan sebagaimana diungkapkan dalam PPA-GIO 2019 (pertanyaan dan jawab no. 135 dan no. 136), yaitu:
a. Mengingatkan orang-orang percaya bahwa penyaliban dan kematian Yesus merupakan dasar penyelamatan manusia
b. Mengingatkan orang-orarg percaya pada kedudukan sebagai anggota keluarga Allah (melalui makan dan minum bersama)
c. Mengingatkan orang-orang percaya pada kesempurnaan keselamatan yang dijanjikan Allah
5. Pandemi Covid-19 membawa pengaruh yang signifikan terhadap pelaksanaan peribadahan gereja-gereja. Sehubungan dengan itu, pelaksanaan pelayanan Sakramen Perjamuan tidak bisa diselenggarakan sebagaimana ideal biasanya
6. Gereja-gereja Kristen Jawa tersebar di berbagai daerah dengan level darurat Covid- 19 yang berbeda-beda (zona merah, kuning dan hijau)
7. Jumlah warga gereja yarg beragam, ada yang sedikit dan ada yang sangat banyak
8. Sistem Presbiterial Sinodal GKJ memberi ruang bagi masing-masing GKJ untuk mengambil keputusan berdasarkan konteks masing-masing.
Altematif pelaksanaan Sakramen Pe{amuan sebagai berikut:
1. Menunda Pelayanan Sakamen Perjamuan hingga situasi aman. Sisi positif: Pelayanan Sakramen Perjamuan dapat dilahrkan dengan tata cara yang biasa. Sisi negatif: Warga gereja tidak dapat menikmati Sakramen Perjamuan pada perayaan Kamis Putih, Jumat Agung atau Paskah
2. Melaksanakan Pelayanan Sakramen Perj amuan tanpa perjumpaan langsung, yaitu mefafui live streaming yang diikuti warga gereja di rumah masing-masing dengan roti dan anggur yang disediakan keluarga (bila kesulitan, bisa diganti materi lain untuk menjadi simbol tubuh dan darah Tuhan Yesus). Sisi positifi l) Sakramen Perjamuan bisa tetap dilaksanakan pada peringatan Kamis Putih, Jumat Agung atau Paskah. 2) Pelayanan Sakramen Perjamuan tetap dilakukan oleh pendeta. Sisi negatif: 1) Sangat dipengaruhi oleh ketersediaan perangkat (laptop atau hp) dan kualitas jaringar/sinyal. 2) Tidak bisa makan bersama secara langsung.
3. Melaksanakan Pelayanan Sakramen Perjamuan tanpa perjumpaan langsung, tanpa live streaming. Hal ini bisa dilakukan dengan beberapa cara:
a. Majelis Gereja menyediakan panduan Sakramen Perjamuan secara terhrlis yang dibagikan kepada warga gereja. Pelayanan Sakamen Perjamuan dilakukan serempak pada jam yang ditentukan. Pendeta dan anggota majelis lainnya melaksanakan Perjamuan di gereja, sementara warga gereja melaksanakan di rumah
masing-masing dengan roti dan anggur yang disediakan oleh keluarga (bisa diganti dengan materi lain). Sisi positif: Sakramen Perjamuan bisa tetap dilaksanakan pada peringatan Kamis Putih, Jumat Agung atau Paskah. Sisi negatif: Sakramen Perjamuan tidak dilayani langsung oleh Pendeta
b. Sakramen Perjamuan dilakukan oleh Pendeta dan anggota majelis lainnya di gereja. Kemudian anggota mejelis mengantarkan roti dan anggur perjamuan ke rumah-rumah warga (bagi daerah yang cukup aman). Sisi positif: Sakramen Perjamuan bisa tetap dilaksanakan pada peringatan Kamis Putih, Jumat Agung atau Paskah. Sisi negatif: Sakramen Perjamuan tidak dilayani langsung oleh Pendeta
4. Bagi gereja-gereja di wilayah yang cukup aman, Sakramen Perjamuan dapat dilakukan dalam kelompok-kelompok kecil dilayani oleh pendeta. Sisi positif: 1) Sakramen Perjamuan dilayani langsung oleh Pendeta. 2) Simbol makan bersama bisa lebih terwujud. Sisi negatif: 1) Pelayanan ini membutuhkan banyak waktu dan tenaga. 2) Hanya bisa dilakukan oleh gereja dengan j umlah warga yang relatifsedikit.
Pilihan-pilihan di atas, terutama yg berhubungan dengan peribadahan, tentu bukan hal yang mudah bagi kita. Terlebih saat ini merupakan saat-saat puncak peray&m iman kita. Banyak dari kita yang sudah menyiapkan diri secara khusus mengenang peristiwa kematian dan kebangkitan Yesus yang kita perlihatkan dalam kesiapan untuk mengikuti rangkaian ibadah selama Minggu Suci. maupun menerima Sakramen Perjamuan. Namun, saat ini kita
diajak, dengan segala kerendahan hati, untuk beriman dan bertindak tanpa terpaku pada ritual, melainkan pada menjalankan ibadah yang berhrjuan menghadirkan cinta kasih Allah dan kepedulian kepada sesama. Karena itu, mari kita memilih dan melakukan peribadahan-peribadahan kita dengan sadar sebagai bentuk tanggung jawab iman kita di tengah kehidupan dunia.
C. Pelayanan kasih bagi sesama.
Berkaitan dengan panggilan pelayanan gereja bagi sesama Bapelsin XXVIII GKJ:
1. Akan menyampaikan dukungan dana bagi kebutuhan APD (Alat Perlindungan Diri) bagi rumah sakit di bawah YAKKUM. Dukungan dana akan diambil dari dana cadangan penanggulangan bencana Sinode GKJ dan akan disalurkan melalui YAKKUM Pusat.
2. Meminta dan mendorong gereja-gereja dan klasis-klasis untuk memperhatikan kebutuhan dasar bagi warga gereja dan masyarakat sekitar gereja yang masuk dalam kategori rentan dari sisi ekonomi (pekerja harian, pedagang kecil, para pekerja yang dirumahkan karena pandemi Covid-l9, dll).
3. Meminta dan mendorong gereja-gereja dan klasis-klasis untuk memperhatikan kebersihan dan kesehatan lingkungan gereja, masyarakat sekitar gereja, dan rumah-rumah jemaat yang ada anggota jemaat yang dalam kondisi rentan secara kesehatan (kaum adiyuswa, anak-anak, orang dengan riwayat gangguan kesehatan).
Semoga surat penggembalaan II ini dapat dijadikan salah satu pertimbangan bagi Majelis Gereja se-Sinode GKJ dan Bapelklas se-Sinode GKJ dalam pengambilan keputusan strategis untuk pemeliharaan iman dan pewartaan kasih bagi sesama.
Tuhan memberkati kita.