GKJBrayatKinasih – Tentang kebangkitan orang mati, selalu saja dari dulu hingga kini, ada yang percaya, ada juga yang tidak percaya. Lalu bagaimana pemahaman tentang hidup sesudah mati menurut Iman Kristen?
Bacaan kita hari ini Lukas 20: 27-40 menunjuk kepada sekelompok orang yang tidak percaya pada kebangkitan setelah kematian. Kelompok itu adalah orang-orang Saduki. Mereka berasal dari kalangan ekonomi menengah ke atas, terdiri dari para imam dan para pejabat pemerintahan. Mereka tidak mau susah-susah memikirkan hidup setelah kematian karena hidup yang mereka jalani di dunia sudah teramat nyaman dan sejahtera.
Ketika berjumpa dengan Yesus, mereka ingin menguji pemahaman Yesus tentang kebangkitan orang mati. Mereka ingin menertawakan keyakinan itu dengan menyampaikan pengandaian tentang seorang perempuan yang menikah secara levirat (ayat 28-33).
Pertanyaan mereka, “Siapakah yang menjadi suami perempuan tersebut pada hari kebangkitan? Sebab ketujuh laki-laki telah beristerikan dia.“
Dengan cerdas Yesus menjawab pengandaian tersebut. Dari jawaban itu kita memeroleh pengetahuan tentang bagaimana kehidupan setelah kematian, yaitu bahwa orang-orang yang dianggap layak untuk mendapat bagian dalam dunia dimana orang mati dibangkitkan, mereka itu:
– Tidak kawin dan tidak dikawinkan
– Tidak dapat mati lagi
– Sama seperti malaikat
– Menjadi anak-anak Allah dalam kesempurnaannya.
Artinya bahwa di dalam dunia yang lain itu, orang tidak lagi mempunyai nafsu birahi. Jadi, tidak akan ada bidadari yang hanya akan melayani para lelaki. Yang ada hanyalah kasih ilahi satu sama lain.
Orang juga tidak dapat mati lagi. Mereka hidup kekal bersama dengan Tuhan. Orang yang dibangkitkan itu akan sama seperti malaikat. Mereka akan mendapatkan kemuliaan seperti yang dimiliki malaikat dan akan senantiasa memuji memuliakan Tuhan. Mereka akan sempurna menjadi anak-anak Allah karena mereka akan berjumpa dan berelasi langsung dengan Allah.
Tentang keyakinan tersebut, mungkin orang akan meragukannya dengan bertanya, “Siapa yang tahu tentang kehidupan setelah kematian? Karena tidak ada seorang pun yang telah mati lalu hidup lagi dan menceritakan pengalamannya itu.“
Atas keraguan tersebut kita bisa menjawabnya bahwa kita yakin pada hidup setelah kematian karena yang menyampaikan hal itu adalah Yesus sendiri. Ia tahu persis apa yang ada dan terjadi di surga karena Ia berasal dari surga. Ia telah datang dari surga turun ke dalam dunia untuk menjadi Juruselamat dunia.
Selanjutnya, dari Injil Lukas 20: 37 kita melihat bagaimana Tuhan Yesus menyampaikan dasar Alkitabiah tentang kebangkitan orang mati dengan merujuk pada perjumpaan Musa dengan Allah di dalam Kitab Keluaran 3:6.
Di situ disampaikan bahwa Allah menyatakan diri sebagai Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub. Dari penyataan Allah tersebut Tuhan Yesus mengingatkan bahwa Allah bukanlah Allah orang mati melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup.
Jadi, bagi semua orang (termasuk kita) yang hidup di dalam Tuhan, maka ketika kembali menghadap Sang Khalik itu, kita semua akan hidup meski kita telah mati. Dan di atas semuanya kita semakin dikuatkan karena Yesus Kristus telah mati di kayu salib untuk menebus dosa kita, dan telah dibangkitkan dari antara orang mati sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal (1 Korintus 15: 20).
“Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus (1 Korintus 15: 22).“ Oleh karena itu marilah kita hidup di dalam iman percaya yang teguh kepada Yesus Kristus, Allah yang hidup itu. Tuhan memberkati. Amin.
BACAAN ALKITAB Lukas 20: 27-40
Sumber : Buku Persiapan Paska 2020 (Minggu V, 29 Maret 2020)