GKJBrayatKinasih – Aroma bunga cengkeh seharum nama para pejuang tanah leluhur ini, deburan ombak di pantai bagaikan uraian rambut para gadis-gadis negeri, keramah-tamahan lautnya membuat segala jenis ikan tidak bosan-bosannya berenang di dalamnya.
Kemegahan gunungnya mencerminkan ketegaran setiap jiwa-jiwa yang berlindung padanya. Lihatlah kecantikanmu seumpama bunga cengkeh di tanah Maluku, disaat masih muda atau sudah kering tetaplah berharga, yang kegunaannya dapat untuk kesehatan tetapi juga untuk kecantikan.
Tebarkanlah kecantikanmu seperti bunga cengkeh, yang mampu menarik hati setiap mata yang memandangnya, sampai orang dari negeri seberangpun rela datang mencarimu. Lihatlah dirimu seberharga bunga cengkeh, yang walaupun sering mengalami naik turunnya harga di pasaran, tetapi dia tetaplah bernilai, fungsinya tetap sama. Hiduplah seperti pohon cengkeh, yang tidak pernah menuntut menjadi pohon yang tinggi dan kuat, hanya dengan pohon dan ranting yang kecil dan sangat rentan patah ketika diterpa angin, namun dia tetap tumbuh dan memberikan hasil bagi tuannya.
Hiduplah anggun seperti pohon cengkeh tetapi jangan sampai angkuh, keanggunannya membuat orang yang hendak memetik hasilnya tidak dapat mendekat padanya dan hanya mampu menyentuhnya dari jauh. Lihailah seperti Pohon cengkeh yang tumbuh di Indonesia dengan kekhasan iklim Indonesia yang panas, namun juga sewaktu-waktu memberikan curahan hujan. Pohon cengkeh Telah mengajarkan kita untuk selalu menjadi perempuan Indonesia, tampil sebagai seorang Indonesia dan mencintai keberagaman dan segala keberhasilan Indonesia. Siap menghadapi setiap iklim di tanah ini, iklim yang tidak selalu memberikan kenyamanan saat kita memberikan kesuksesan, karena seringkali kesuksesan malah membawa kita pada cemooh dari orang lain. Dan, jika pohon cengkeh terkenal melimpah di tanah Maluku, tanah dimana seorang Martha Christina Tiahahu mengangkat tombak melawan para serdadu zaman itu, kini kitalah para Martha-Martha zaman ini tetapi tidak hanya mengangkat Hp dan bermain TIK TOK belaka, tetapi jadilah Martha yang mengangkat prestasi demi kebanggaan tanah nenek moyang dan orang tua kita.
Ingatlah Indonesia zaman itu, Indonesia yang ramah akan alamnya sehingga begitu banyak jenis pohon tumbuh dan menari-nari mengikuti tiupan angin, ingatlah Indonesia yang ramah akan lautnya, sehingga ada beribu-ribu ikan cakalang berenang-renang di kedalaman laut Indonesiaku, ingatlah Indonesia yang ramah akan rakyatnya, sehingga budaya gotong royong, satu rasa sama rasa, telah mempererat hidup bersama. Jangan kita hancurkan alam ini, jangan kita hilangkan budaya ini, jangan kita bunuh kekayaan alam ini.
Oleh : Mike Makahenggang, Msi. M.A.P.S (Dosen STT Marturia)