Home » Warta Kegiatan » Bersekutu, Remaja Nafiri Ditemani Mahasiswa UKDW

Bersekutu, Remaja Nafiri Ditemani Mahasiswa UKDW

GKJBrayatKinasih, Miliran- Malam minggu bagi kebanyakan teman-teman remaja adalah malam kebebasan untuk mencari kesenangan, tapi para remaja Nafiri justru mempersiapkan waktu untuk datang ke persekutuan.

Persekutuan remaja yang dilaksanakan di gereja pada Sabtu, 9 Maret 2019 mengangkat tema: Praying Beads. Acara ini dipandu oleh Samuel dan Abdiel sebagai MC, sedangkan renungan disampaikan oleh Kak Mike.

Teman-teman remaja sangat bersyukur karena dalam persekutuan kali ini mereka  kedatangan 5 orang teman/kakak dari Fakultas Teologi UKDW. Suasana persekutuanpun bertambah seru karena ada teman baru yang bisa diajak berbagi pengalaman. Apalagi di awal persekutuan,  MC memberikan kesempatan kepada semua yang hadir untuk sharing pengalaman sepanjang 1 minggu kemarin.

Saat masuk dalam pendalaman Firman, Kak Mike memberi kesempatan kepda semua yang hadir untuk memotong tali senar sesuai ukuran pergelangan tangan masing-masing. Kemudian mereka semua membaca Alkitab, dari Mazmur 56:4 yang berbunyi “waktu aku takut, aku ini percaya kepadaMu” (Alkitab Terjemahan Baru),  “waktu aku takut, aku berharap kepadaMu” (Bahasa Indonesia Masa Kini).

Petikan ayat itulah yang dijadikan dasar untuk merenungkan Firman Tuhan. Kak Mike kemudian mengajak semua yang hadir untuk berdoa menggunakan manik-manik yang telah disiapkan. Perintah dari doa itu, diantaranya: pikirkan peristiwa apa saja yang membuat takut, setelah itu rangkailah manil-manik itu dengan tali senar, satu per satu sesuai jumlah ketakutan yang dimiliki.

Selanjutnya Kak Mike meminta semua untuk merangkai manik-manik dari 2 sisi tali senar, masing-masing 4 manik, yakni 2 dari kiri dan 2 dari kanan sebagi simbol pengharapan. Sekarang, manik-manik ketakutan sudah dikelilingi oleh manik-manik pengharapan, dan selanjutnya doa untuk kekecewaan, kemarahan,  dan luka.

Di akhir praying beads ini,  Kak Mike dan teman-teman remaja Nafiri melakukan refleksi, bahwa tidak masalah jika kita takut, marah, kecewa asalkan setiap peristiwa itu selalu memiliki keyakinan bahwa tetap memiliki pengharapan kepada-NYA. (Mike Makahenggang)