Home » Warta Terkini » Derita Warga Asmat Derita Kita

Derita Warga Asmat Derita Kita

GKJbrayatkinasih, Jakarta- Wabah penyakit campak dan gizi buruk yang terjadi di Kabupaten Asmat, Papua, sejak September 2017 hingga Januari 2018 menyisakan duka mendalam. Tercatat sebanyak 67 balita meninggal dunia. Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) pun membentuk Tim Tanggap Darurat Asmat.

Kemenkes seperti dikutip kompas.com menyatakan telah memeriksa 12.398 anak sejak September 2017 sampai 25 Januari 2018. Kemenkes menyatakan telah memberikan pelayanan optimal. Pemerintah juga telah menetapkan kondisi warga Asmat sebagai kejadian luar biasa.

Data Kemenkes menyebutkan, terdapat 646 anak terkena wabah campak dan 144 anak menderita gizi buruk di Asmat. Selain itu ditemukan pula 25 anak suspek campak serta empat anak yang terkena campak dan gizi buruk.

Mereka kini ditangani di RSUD Agats dan tim gabungan Dinas Kesehatan Provinsi Papua serta Kabupaten Asmat.

Kemenkes RI pada 16 Januari 2018 telah mengirim 39 tenaga kesehatan yang terdiri dari 11 dokter spesialis, empat dokter umum, tiga perawat, dua penata anestesi, dan 19 tenaga kesehatan dari ahli gizi, kesehatan lingkungan, dan surveillance.

(Foto: kompas.com)

Sebagai langkah untuk memberikan bantuan dan pertolongan terkait kasus yang telah ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh pemerintah ini, Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) membentuk Tim Tanggap Darurat Asmat. Tim tersebut akan melaksanakan kegiatan sosial bagi masyarakat Asmat sejak 1-28 Februari 2018, dengan sejumlah kegiatan, antara lain pengobatan penyakit pada Balita, mengatasi gizi buruk Balita, pendidikan kesehatan ibu dan anak, serta penyediaan air bersih.

Menurut Sekretaris Eksekutif Bidang Keadilan dan Perdamaian PGI Pdt. Henrek Lokra, apa yang terjadi di Asmat sekarang telah melebar ke Marauke. Sebab itu, PGI melihat kondisi ini tidak bisa hanya diserahkan kepada pemerintah. “Kita perlu bergandengan tangan dalam memberi respons secara tepat. Juga tidak bisa ditangani secara parsial, tetapi harus ditangani secara berkelanjutan,” tandasnya.

Lanjut Pdt. Henrek, PGI telah berkoordinasi dengan mitranya dan akan menurunkan dokter-dokter dari UKI, Pelkesi, UKSW, relawan bidan dan perawat dari JKLPK dan akan berkoordinasi dengan Sinode dan Klasis GPI dan GKI di Asmat.

“Karakter wilayah di Asmat, Agast sangat unik. Mengingat jangkauan wilayah yang berat, minim sarana transportasi, air bersih, obat-obatan, makanan sehat, membuat kami merasa penting untuk mendorong Gereja-gereja di seluruh Indonesia untuk membuka persembahan khusus untuk penanganan Papua. Posko yang merespons Asmat sudah dibuka oleh PGI. Silahkan berkoordinasi untuk menyalurkan bantuan anda secara organisasi maupun secara pribadi. Bantuan anda sangat bermakna bagi tranformasi krisis di Papua saat ini,” jelasnya.

Bantuan dana dapat ditransfer ke Rekening Bank Mandiri No. Rek. 123 0004263 176. Atau ke BCA  Cab. Matraman No. Rek.  342.301.2001, atas nama Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia. Sedangkan bahan makanan dan susu untuk Balita dan kebutuhan Balita lainnya, dapat dikirirm ke Posko Tim tanggap Darurat Asmat-PGI, Grha Oikoumene, Jl. Salemba Raya 10, Jakarta Pusat.

Untuk contact person, silahkan hubungi Pdt. Henrek Lokra (HP/WA: 08121351133) dan Debby Manalu (HP/WA: 081263787955). (Sumber: pgi.or.id)