GKJBrayatKinasih – Mengikut Tuhan Yesus tidaklah mudah, penuh tantangan dan butuh perjuangan untuk tetap setia mengikut Dia. Mari kita akan belajar tentang kesetiaan dari jemaat di Smirna.
Dari situs sarapanpagi.com didapat keterangan bahwa kota Smirna adalah kota kuno di pesisir barat Asia Kecil; sekarang disebut Izmir. Kota ini berlokasi pada satu lengan Laut Aegean. Pada waktu itu merupakan kota yang bersaing dengan Efesus. Smirna mengklaim sebagai kota nomor 1 di Asia Kecil dalam hal keindahan dan ukuran. Sebuah kota yang megah dan indah, naik melandai dari laut, dan bangunan-bangunan yang indah.
Di kota ini terdapat jemaat Kristen. Kemungkinan besar jemaat Smirna didirikan oleh Rasul Paulus dalam perjalanannya ketiga. Kisah Para Rasul 19: 10 merupakan catatan tentang bagaimana Rasul Paulus mempersaksikan Injil di kota itu. Dalam Kitab Wahyu, Smirna adalah Jemaat Kristus yang kedua di antara ketujuh jemaat Kristus di Asia Kecil yang menerima pesan yang ditulis Rasul Yohanes dengan bimbingan Yesus Kristus yang telah dimuliakan (Wahyu 1: 11).
Dalam pesannya kepada jemaat Smirna, Rasul Yohanes menasihatkan agar tetap setia pada Tuhan di tengah berbagai pencobaan. Di sini, kata cobaan memiliki tiga makna yaitu: pertama, pencobaan dalam arti kesusahan. Kesusahan itu dialami jemaat Smirna. Kedua, pencobaan dalam arti kemiskinan. Pada masa itu ada beberapa hal yang membuat kemiskinan dialami oleh orang Kristen. Bisa jadi kemiskinan itu terjadi karena situasi sosial orang Kristen yang berasal dari kalangan ekonomi lemah. Ada juga orang Kristen yang menjadimiskin akibat harta mereka dijarah oleh orang-orang yang membenci kekristenan. Ketiga, pencobaan dapat dimaknai pula sebagai pemenjaraan. Orang-orang Kristen kala itu banyak yang dipenjara karena mempertahankan iman pada Allah.
Bagaimana jemaat Smirna tetap setia menghadapi pencobaan yang mereka hadapi? Rasul Yohanes menasihatkan agar jemaat berfokus pada Tuhan Yesus. Ia menyampaikan bahwa Tuhan Yesus adalah firman dari Yang Awal dan Yang Akhir, yang telah mati dan hidup kembali (Wahyu 2:8). Gelar ini memiliki nilai penting bagi jemaat. Tuhan Yesus adalah Yang Awal dan Yang Akhir, artinya Dia adalah pemenuhan janji Allah. Apapun yang terjadi, mulai dari lahir sampai akhir hayat, Kristus Yang Bangkit bersama kita adalah Kristus yang menang atas pencobaan dan penderitaan. Kristus Yang Bangkit adalah Dia yang telah mengalami hal terburuk dalam karya pelayanan-Nya. Ia telah mati dalam derita salib. Apapun yang dialami jemaat Smirna, semua itu pernah dialami Tuhan Yesus. Tuhan Yesus dapat menolong, karena Ia tahu hal terburuk dalam kehidupan bahkan telah mengalami pahitnya kematian.
Selain ketabahan dalam menghadapi kenyataan, Rasul Yohanes mengajak umat untuk tetap setia, sekalipun bila kematian menjadi harga yang harus dibayar. Sejarah membuktikan kesetiaan jemaat Smirna dalam mengikut Tuhan Yesus. Kisah kesetiaan dari jemaat Smirna yang patut menjadi teladan adalah kisah Polikarpus, uskup Smirna. Sejarah gereja mencatat bahwa Polikarpus dihukum pemerintah setempat dengan dibakar pada sebuah tonggak pada tahun 155 M, yaitu ketika ia menolak berkata bahwa “Kaisar adalah Tuhan.” Dia dibawa ke stadium. Prokonsul mendesak dia, katanya “Bersumpahlah, maka aku akan membebaskan engkau, sangkallah Kristus!”. Tetapi Polikarpus menjawab: “Delapanpuluh enam tahun aku melayani Dia, dan Dia tidak pernah menyakiti hatiku sekalipun. Bagaimana mungkin aku dapat menghujat Raja dan Juruselamatku?” Namun Prokonsul itu terus mendesak sehingga pada akhirnya Polikarpus dihukum dengan dibakar hidup-hidup.
Kisah kesetiaan jemaat Smirna patut untuk terus direfleksikan dan dimaknai dalam kehidupan kita di masa kini. Mengikut Tuhan Yesus memang tidak mudah, penuh tantangan dan butuh perjuangan untuk tetap megikut Dia. Maka dari itu, sebagai persekutuan kita dipanggil untuk saling meneguhkan satu sama lain supaya kita memiliki keteguhan hidup dan tetap setia mengikut Dia.
BACAAN ALKITAB: WAHYU 2: 8-11
Sumber : Buku Persiapan Masa Paska 2020