Home » Warta Kegiatan » Gereja di Indonesia Lahir dari Rahim Sejarah Bangsa

Gereja di Indonesia Lahir dari Rahim Sejarah Bangsa

GKJBrayatKinasih, Waingapu- Gereja-gereja di Indonesia adalah gereja yang lahir dari rahim sejarah bangsa Indonesia, dan dipanggil berkarya bagi bangsa Indonesia. Berikut Refleksi Sidang Raya PGI XVII 2019.
Hari ke 5, oleh Pendeta Sundoyo.

Tubuhku mulai terbiasa dengan terbitnya matahari di sini. Mataku terbuka jam 06.00 yang artinya itu bersamaan dengan ayam.berkokok di Yogyakarta. Kejadian yang sangat jarang terjadi di Yogya, saya bangun jam 05.00. Di negeri bukit berkelok ini matahari sepertinya lebih cepat bangun, karena jam 06.00 dia sudah tinggi dia berjalan. Terang benderang seperti jam 07.00 di depan rumah pastori GKJ Brayat Kinasih.

Sudah lama rasanya tidak olah raga, walau sering berkeringat karena suhu yang panas. Waktu saya berangkat ke Sumba, sudah sempat cek di acara pemeriksaan kesehatan, gula darah dan kolesterol saya bagus, hanya asam urat saya yang berprestasi melebihi rata-rata.

Pagi itu berkeinginan jalan pagi untuk membakar lemak ‘daging enak’ yang dikonsumsi setiap jam makan. Setelah mandi dan bersiap, menyeruput kopi asli Sumba sambil menungggu pandu sidang yang menjemput. Ini kebiasaan baru buat saya, minum kopi setiap pagi.

Kegiatan hari ke 5, agendanya adalah sidang panitia dan utusan dari Sinode GKJ berbagi dalam berbagai sidang panitia. Ada panitia dan Seksi : 1) Seksi Dokumen Keesaan Gereja. 2) Seksi Keuangan / Perbendaharaan. 3) Seksi Umum. 4) Seksi Khusus Papua. 5) Panitia Nominasi dan pemilihan. 6) Panitia Kredensi. 7) Panitia Pesan. Saya sendiri masuk di Seksi Dokumen Keesaan Gereja. Dengan dihantar tiga oto (sebutan mobil di Sumba) elf, kami bersidang di GKJ Payeti kelompok Kalu. Seksi yang saya ikuti membahas lima dokumen : 1) Penyataan iman gereja-gereja di Indonesia. 2) Pokok-pokok panggilan dan tugas bersama gereja-gereja di Indonesia. 3) Pemahaman bersama iman Kristen. 4) Komitmen keesaan gereja. 5) Tata Dasar Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia.

Percakapan dengan materi yang banyak dan harus dibicarakan secara mendalam. Sidang seksi DKG (Dokumen Keesaan Gereja) ini dibicarakan dari jam 10.00 sampai dengan jam 18.00. Sungguh persidangan yang panjang dan menghabiskan banyak air putih supaya tidak dehidrasi.

Beberapa hal penting perlu disebarluaskan bagi jemaat dan gereja-gereja se Indonesia. Hal-hal tersebut adalah : 1) Gereja-gereja di Indonesia menyatakan imannya sebagai gereja yang lahir dari rahim sejarah bangsa Indonesia dan dipanggil berkarya bagi bangsa Indonesia. 2) Tugas panggilan di Indonesia untuk berkarya dalam kesadaran konteks panggilan persekutuan, krisis sosial dan ekologi, krisis keesaan, tantangan revolusi digital dan penghargaan kritis pada kebudayaan. Perjalanan panjang sidang diakhiri dengan permberian selendang Sumba. Peserta dihantar pulang dengan tarian dan gamelan khas negeri seribu kain tenun.