GKJBrayatKinasih – Banyak orang mengusahakan berbagai cara untuk menghindari kematian. Mulai dari mencoba berbagai cara untuk meregenerasi organ-organnya, sampai ketika seseorang sudah divonis tidak akan memiliki umur panjang, pihak keluarga pasti tetap akan mengupayakan kesembuhannya.
Topik bahasan tentang kematianpun menjadi sesuatu yang tabu untuk dibahas banyak orang. Tidak perlu jauh-jauh, para murid Yesus sekalipun tampaknya juga enggan untuk membahas perihal kematian Yesus.
Para murid masih menggunakan cara pandang mereka sendiri tentang misi mesianik Yesus. Mereka menganggap bahwa Yesuslah yang akan menjadi Raja Israel yang membebaskan mereka dari perbudakan Romawi. Apalagi pemikiran Yesus yang “aneh” dan tidak biasa itu. Mungkin pikir mereka: “Raja masak mati duluan sich?” “Udah tau pasti mati kok masih dijalani? Kok ndak cari jalan lain yang engga mati aja?”
Hal itu tentu masih tidak masuk akal bagi para murid. Termasuk Petrus (murid yang selalu dengan berapi-api mengikuti Guru-nya). Perbedaan pemahaman tentang misi penyelamatan Allah untuk dunia inilah yang membuat ucapan Yesus seakan tidak ditanggapi secara serius. Bahkan Petrus memarahi Yesus, Guru-Nya karena mengatakan bahwa Ia akan menderita dan mati.
Petrus dan murid-murid-Nya memahami Mesias sebagai Mesias Politis. Padahal Yesus bukan hanya merupakan Mesias Politis. Yesus adalah Mesias bagi hal yang lebih krusial. Yesus adalah Mesias yang membebaskan manusia bukan dari perbudakan Romawi saja, tetapi Mesias yang membebaskan kita dari perbudakan dosa. Hanya melalui kematian Yesuslah dosa manusia ditebus. Melalui penderitaanNyalah manusia dibebaskan dari hukuman dosa yaitu maut.
Kematian Yesus adalah bukti terbesar cinta Tuhan kita terhadap manusia. Rela menderita dan mati di kayu salib.Dengan cara yang tidak biasa itulah membuktikan cara Tuhan mengasihi setiap kita itu begitu unik.
Percayakah Anda terhadap cinta Tuhan itu? Apa yang sudah Allah perbuat dalam kehidupan Anda? Dengan cara apa Anda memandang perjalanan kehidupan Anda? Dengan cara pandang manusia sendiri atau cara pandang kita bersama dengan Allah? Selamat menghayati kematian Yesus bagi kita. Tuhan memberkati.
BACAAN ALKITAB: Matius 16: 21-23.
Sumber : Buku Persiapan Masa Paskah 2020 (Minggu III, 15 Maret 2020)