GKJBrayatKinasih, Miliran – Segenap anggota majelis gereja, perwakilan wilayah, pengurus komisi dan pendeta GKJ Brayat Kinasih menggelar Sidang Majelis Gereja Istimewa (SMGI) 2020, pada Senin, 24 Februari 2020 malam. Salah satu bahasan menarik dalam SMGI 2020 adalah rencn program berbagi yang dinamakan “giveaway”.
Melalui program ini gereja akan menjadi fasilitator bagi warga yang memiliki barang namun sudah tidak digunakan, dan akan diberikan kepada warga lain yang membutuhkan. Program ini seperti dijelaskan Pak Pdt. Sundoyo, sebenarnya sudah dirancang sejak tahun lalu namun belum terlaksana hingga sekarang.
“Giveaway” adalah program yang berbasis web, dan saat ini tengah dibangun dan dikembangkan oleh Mas Andri, salah seorang pengampu IT GKJ Brayat Kinasih. “Jadi basisnya bukan bentuk materi, orang datang ke gereja (menitip atau mengambil barang, red), tetapi bentuknya adalah lewat web. Jadi orang yang punya barang kirim gambarnya ke admin gereja, upload, lalu siapa yang tertarik bisa terhubung dengan pemiliknya,” kata Pak Sundoyo, dalam Sidang SMGI di gedung GKJ Brayat Kinasi.
Ketua Majelis Pak Arijanto menjelaskan, sistem “giveaway” berbasis web ini sekarang tengah dikembangkan oleh Tim IT GKJ Brayat Kinasih. “Jadi ini masih dalam bentuk contoh saja,” kata Pak Arijanto sambil menunjukkan tampilan web di alamat gkjbrayatkinasih.or.id/giveaway. “Harapannya kita memberi barang kepada orang yang membutuhkan,” Pak Arijanto menambahkan.
Di dalam laman web ini nantinya akan ditampilkan barang-barang milik warga yang sudah tidak dibutuhkan lagi, namun masih dalam kondisi bagus, baik kondisi fisik maupun fungsinya. Jenis barangnya bermacam- macam, seperti barang elektronik, pakaian dan lain-lain. Kemudian warga yang membutuhkan barang tersebut bisa mengakses web untuk mendapatkan barang tersebut secara gratis, dengan dimoderasi oleh tim admin gereja.
Program ini mendapat dukungan dari warga gereja, karena manfaatnya dirasa cukup bagus bagi warga. Namun ada usulan agar ada penegasan bahwa barang-barang tersebut betul-betul bisa didapat warga yang membutuhkan secara cuma-cuma. “Karena kalau dikatakan diberikan secara gratis kok di dalam web itu ada tampilan harga barang?,” tanya Mas Bowo.
Menanggapi hal ini Pak Arijanto menjelaskan bahwa tampilan web belumlah tampilan sesungguhnya, dan masih akan disempurkan. Apapun, program ini akan sangat membantu warga yang benar-benar membutuhkan, dan inisiatif gereja patut mendapat dukungan. (Tim admin)