GKJBryatKinasih, Jakarta- Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) menemui MPH-PGI dan Pengurus Komisi Waligereja Indonesia (KWI), di Grha Oikumene, Jalan Salemba Raya 10, Jakarta, Senin (26/8). Kunjungan tersebut dalam rangka berdialog menyikapi video ceramah Ustad Abdul Somad (UAS) mengenai Salib, yang viral di media sosial, dan menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat.
Pada kesempatan tersebut, Ketua Umum PGI Pdt. Dr. Henriette Hutabarat-Lebang menyambut baik kunjungan yang dilakukan oleh pengurus MUI. Menurutnya, peristiwa ini (kasus video ceramah UAS, red), menyadarkan kita untuk melihat pentingnya silaturahmi atau dialog, agar saling mengenal, dan memahami agama masing-masing.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal MUI KH. Anwar Abbas melihat, jika persoalan ini dibawa ke ranah hukum, akan terlalu mahal dampaknya bagi bangsa Indonesia. Dia menambahkan, perbedaan memang ada, namun hendaknya dalam menyampaikan perbedaan itu harus diperhatikan agar tidak menyinggung umat lain.
Dalam dialog yang berlangsung damai, dan penuh kekeluargaan ini, ada sejumlah catatan penting yang menjadi perhatian para pimpinan lembaga keagamaan terkait video ceramah UAS, yaitu pertama, perlunya sikap waspada terhadap provokasi dan provokator dari kasus tersebut, yang bertujuan merusak persatuan dan kesatuan bangsa. Kedua, umat diminta untuk lebih fokus menyebarkan energi positif di tengah bangsa Indonesia yang majemuk, dan tidak terjebak untuk saling balas-membalas.
Ketiga, setiap tokoh agama selain berperan menguatkan iman umatnya, harus tetap memperhatikan etika dan penggunaan diksi dalam menyampaikan ceramah atau khotbah. Tokoh agama diminta untuk tetap mengedepankan pesan persatuan dan kesatuan demi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Mewarta/menyampaikan ceramah atau khotbah, haruslah dengan wajar dan damai.
Keempat, melihat bahwa perbedaan itu adalah hal yang wajar, tetapi jangan menjadikan perbedaan itu sebagai ajang untuk menjatuhkan agama lain. Kelima, bersama-sama berjuang untuk kemaslahatan umat, dan selalu mengedepankan dialog dalam menyikapi berbagai persoalan. (Selengkapnya, baca di pgi.or.id)