GKJBrayatKinasih, Yogyakarta- Jujur dapat diartikan sebagai hati yang tulus, tidak berbohong atau berkata apa adanya, tidak curang, atau tidak munafik. Jujur merupakan sebuah sikap moral yang sejati, yang berasal dari hati yang bersih yang kemudian diwujudnyatakan dalam sikap, perbuatan, dan tutur kata. Kejujuran itu datangnya dari dalam hati seseorang.
Ya itulah salah satu bahasan yang diangkat dalam Pesekutuan Doa (PD) yang diadakan oleh Wilayah Lima pada tangal 4 April 2019 bertempat di RM Mataram Indah. Pada PD kali ini bertindak sebagai tuan rumah adalah keluarga Bp Setyanto dengan liturgos Bp Untung Rahardjo, sedangkan firman dibawakan oleh Bp Ristanto.
Mengambil bacaan dari Mazmur 64:1-11, renungan pada PD kali ini membahas bagaimana arti pentingnya sebuah kejujuran. Perilaku jujur bagi orang Kristen merupakan sebuah sikap, nilai-nilai yang harus dipegang teguh. Jujur merupakan perwujudan sebuah prinsip yang hatus dipegah teguh.
Namun pada realitanya muncul berbagai pandangan tentang arti sebuah kejujuran karena melihat banyaknya ketidakjujuran yang melanda di sekitar kita. Jujur itu hancur, jujur itu susah dan sebagainya.
“Orang-orang jujur kadang harus merasakan pahitnya hidup dalam kejujuran, sementara orang yang tidak jujur justru menikmati hidup dengan bebas dan berkelimpahan. Tapi itulah tantangan kita sebagai anak-anak Tuhan dalam kehidupan,” kata Pak Ris.
Sebagai anak-anak Tuhan kita harus berprinsip. Tidak ada kata-kata rugi atau sia-sia apabila kita hidup jujur. Justru Tuhan sangat mengasihi orang yang jujur dijalan-Nya. Dalam Alkitab Tuhan menyatakan sangat berkenan kepada umat-Nya yang mau hidup jujur. Amsal 3:32, “………dengan orang jujur Ia bergaul erat atau pada Mazmur 140:14b,” . . . . . .orang-orang jujur akan diam di hadapan-Nya dan di Amsal 15:8b,” . . . . . .doa orang jujur dikenan-Nya.
Orang-orang jujur pasti akan mengalami berkat luar biasa dari Tuhan. ”Sampai kapanpun tidak mengenal kata rugi atau sia-sia. Orang jujur tidak akan dipermalukan atau direndahkan tetapi justru akan ditinggikan oleh Tuhan meskipun hidupnya terasa berat penuh tekanan, ejekan oleh karena prinsip kita. Masa depan yang baik disediakan Tuhan bagi orang jujur. Berkat luar biasa lainnya adalah doa kita pasti dijawab,” jelasnya.
Pak Ris pun menjelskan bahwa pada saatnya orang tidak jujur akan mengalami kehancuran. Ia akan menerima pembalasan yang setimpal dari Tuhan. Ia akan berhadapan dengan Tuhan sendiri seperti yang tertulis di Mazmur 64:9, ”Ia membuat mereka tergelincir karena lidah mereka, setiap orang yang melihat mereka menggeleng kepala”
Jadi Tuhan sudah menyediakan berkat yang luar biasa bagi orang jujur dan juga sudah menyiapkan pembalasan yang sepadan bagi yang tidak jujur. Karena itu tak perlu takut berlaku jujur karena kita punya Tuhan yang tidak pernah tertidur dan terlelap. Setiap orang percaya dipanggil untuk memiliki kehidupan yang tidak serupa dengan dunia. Ketika orang-orang hidup dalam ketidakjujuran, sanggupkah kita melawan arus?
Jujur menjadi karakter yang langka saat ini. Karena itu marilah kita berlomba-lomba untuk menjadi pribadi yang jujur. Karena kejujuran membuat orang selalu mendapati cahaya kebahagiaan, bisa menerangi masa depannya, dan bisa mengawal manusia untuk mendapatkan rejeki yang halal. Orang yang jujur telah membuat dirinya selalu damai dan bahagia setiap saat.
Oleh sebab itu marilah kita sebagai orang kristen belajar untuk menjadi pribadi yang jujur. Saat kita hidup dengan penuh kejujuran, saat itulah kehidupan kita dapat menjadi kesaksian dan berkat bagi orang-orang di sekitar kita. Tuhan Yesus Memberkati. (BPH Wilma/ Tim admin)