GKJBrayatKinasih, Miliran- Kemanakah (roh) Yesus menjelang kematianNya di kayu salib? Kemana pula (roh) Yesus sebelum bangkit dari kuburNya? Lalu, apa sesungguhnya arti kematian menurut Iman Kristen?
Pertanyaan-pertanyaan itu menjadi bahan diskusi kaum Muda Dewasa GKJ Brayat Kinasih dalam persekutuan, Jumat, 1 Maret 2019, dengan tema “Mystery of Saturday”
Persekutuan yang dipandu oleh Mbak Okti sebagai MC dan Mas Wawan sebagai pengiring pujian ini menghadirkan pembicara Pdt. Sundoyo S.Si, M.B.A.
Pak Sundoyo mendasarkan renungannya pada kitab 1 Petrus 3:18-22. Para peserta diajak untuk melihat isi teks itu, yang bercerita tentang kemanakah Yesus menjelang kematiannya dan sebelum kebangkitanNya?
Pertanyaan itu kemudian menjadi bahan diskusi dan mendalami isi teks. Jawaban dari setiap orang hampir sama. Berangkat dari teks 1 Petrus 3:19-21 disebutkan bahwa ‘di dalam Roh itu juga ia pergi memberitakan injil kepada roh-roh yang di dalam penjara, yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah’.
Karena itu kata Pak Sundoyo, kita dapat menafsirkan bahwa keberadaan Yesus pasca kematianNya adalah pergi ke dunia orang mati. Beliau menambahkan, ada 2 pendapat yang digambarkan oleh para ahli. Pertama: Yesus pergi ke dunia orang yang sudah berada di dalam alam maut dan kemudian menggantikan posisi mereka, agar roh-roh ini dapat diselamatkan.
Kedua:Yesus pergi ke alam penantian atau dalam bahasa Yunani Hades, di alam penantian inilah roh-roh orang mati menunggu untuk diadili dalam alam maut. Namun kemudian pendapat yang kedua ini disanggah, karena beberapa tokoh mengatakan bahwa Yesus tidak hanya sekedar di alam penantian itu, tetapi lebih dari itu, Ia masuk sampai ke alam maut, karena apabila hanya sampai di alam penantian maka alam maut tetap berjaya.
“Tetapi jelas dikatakan bahwa peristiwa kematian Yesus telah mengalahkan kerajaan maut, sebab itu kemudian disimpulkan bahwa Yesus setelah kematiannya telah masuk sampai ke kerajaan maut dan menginjili roh-roh yang hidup sebelum peristiwa penyaliban,” kata Pak Sundoyo.
Setelah membahas pemahaman ini. Pdt. Sundoyo lalu bertanya, apa sebenarnya kematian itu? Mbak Tanti menjawab, kematian adalah kerja organ-organ kita telah selesai, atau sudah tidak berfungsi lagi. Mas Wawan menambahkan, mati adalah terlepas roh dari jasmani dan kemudiam roh itu kembali kepada pemiliknya. Sementara Kak Mike mengatakan, mati apabila berangkat dari peristiwa Yesus di kayu salib, adalah sudah selesai tugasnya di dunia dan dia akan kembali kepada pemiliknya tetapi masih melakukan pelayanan seperti yang Yesus lakukan.
Pdt. Sundoyo kemudian menjelaskan, kematian apabila berangkat dari konteks kisah Kejadian, maka dalam Kej 3:3 Hawa menjelaskan kepada ular bahwa apabila kami merabah atau memakan buah yang dilarang itu, maka kami akan mati. Mati dalam peristiwa ini adalah terputusnya relasi antara Allah dengan manusia, tetapi kemudian di masa Yesus saat berada di kayu salib, Dia berdoa : ya Bapa ke dalam tanganMu Kuserahkan nyawaKu. Dan tiga hari setelah kematianNya Yesuspun naik ke sorga, kembali kepada Bapa.
“Maka mati yang kita imani saat ini sebagai orang Kristen adalah kembali kepada Pemiliknya,” ujar Pak Sundoyo.
Karena itu lanjut Pak Sun, gereja-gereja saat ini lebih berfokus kepada Teologi Kehidupan, yakni mengutamakan unsur relasi seseorang selama hidupnya bersama Tuhan, sudahkah melakukan yang sesuai dengan perintah Allah atau sebaliknya. Mari kita renungkan… (Mike/Tim Admin)