Home » Warta Kegiatan » Waspadai Tingginya Angka Kematian Ibu, dan Penyebaran TBC serta HIV/Aids

Waspadai Tingginya Angka Kematian Ibu, dan Penyebaran TBC serta HIV/Aids

(Ibu-Ibu antusias mengikuti Talkshow Kesehatan di GKJ Brayat Kinasih)

GKJbrayatkinasih, Miliran- Angka kematian ibu serta penyebaran penyakit TBC dan HIV/Aids di Daerah Istimewa Yogyakarta terbilang tinggi. Karena itu kita harus waspada, dan penting untuk mengetahui bagaimana cara menghindari ketiga penyakit tersebut.

Sedikitnya 47 ibu-ibu mengikuti talkshow kesehatan yang diadakan di lantai 2 gedung GKJ Brayat Kinasih, Minggu 18 Maret 2018 Lalu. Talkshow menghadirkan pembicara dari RS Bethesda yakni Asri Kusumahati, Amd. Kebidanan, Rosmiyati, Amd Kep. dan Dwi Sudaryani, Amd. Kep. Talkshow sekaligus penyuluhan kesehatan ini mengulas tentang Ponek, penyakit TBC dan HIV/Aids.

Ponek merupakan upaya penanganan ke”gawat darurat”an ibu melahirkan dan bayi baru lahir. Hal ini penting karena angka kematian ibu (AKI) menjadi tolak ukur atau salah satu indikator kemajuan suatu bangsa. AKI di wilayah DIY pada tahun 2015 mencapai 29 kasus, kemudian meningkat pada 2016 menjadi 39 kasus, namun pada 2017 menurun. Sedangkan di Bantul AKI pada tahun 2017 tercatat ada 9 kasus.

Melihat data tersebut, ibu-ibu perlu memahami tanda ke”gawat darurat”an pada ibu hamil yaitu perdarahan, keluarnya cairan ketuban, gerak janin di perut, kaki bengkak, dan tekanan darah atau tensi yang tinggi. Selain itu ibu-ibu hamil harus menghindari menghindari 4T yakni, Terlalu tua, Terlalu muda, Terlalu cepat jarak, dan Terlalu banyak anak.

Materi penyuluhan kedua adalah tentang Tuberculosis atau TBC. Penyakit ini merupakan infeksi paru-paru karena kuman TB. Angka penularan penyakit ini tergolong tinggi sehingga penting untuk menjaga perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Berdasarakan data yang dimiliki Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta seperti dikutip republika.co.id, jumlah pasien TB dan yang dilaporkan pada 2016 ditemukan 1.003 kasus TB, 594 di antaranya berdomisili di Yogyakarta. Sementara di tahun 2017 ditemukan 665 kasus TB, 430 di antaranya berdomisili di Kota Yogyakarta.

TBC dapat sembuh dengan melakukan pengobatan sampai tuntas. PHBS dilakukan dengan perilaku cuci tangan yang benar dengan 7 langkah Cuci Tangan yang Benar, Etika saat batuk dan menjaga sirkulasi lingkungan tetap sehat, termasuk pencahayaan dan sirkulasi udaranya.

Isu kesehatan selanjutnya yang dibahas adalah HIV/aids. Saat ini penemuan hiv/aids semakin tinggi. Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Bidang Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Dulzaini, seperti dikutip okezone.com mengungkapkan, Kasus HIV/aids di Kota Yogyakarta mencapai 859 kasus, Kabupaten Bantul 857 kasus, Kabupaten Kulon Progo 201 kasus, dan Kabupaten Sleman paling banyak yakni 915 kasus.

Sementara menurut survei Dinas Kesehatan Propinsi DIY tahun 2016 menunjukkan bahwa penderita HIV/aids populasi terbesar kedua profesinya adalah ibu rumah tangga.

Penyakit HIV/aids menular melalui hubungan seks tidak aman, darah (tranfusi) dan air susu ibu (meskipun kemungkinan lebih kecil). Penyakit ini bisa dicegah melalui ABCDE (Abstinensia, Be faithful, Condom, no Drugs, Equipment).

Abstinancy atau Abstinensia adalah absen untuk berhubungan seks yang berisiko bila diketahui pasangan memiliki potensi penyakit menular seksual. Antisipasinya dengan melakukan seks yang sehat.

Be Faithful, maksudnya adalah setia dengan pasangan. Salah satu seks sehat dengan be faithful atau baku setia atau setia pada pasangan. Jangan gonta-ganti pasangan seks.

Condom, Kalau sudah tahu seks yang dilakukan akan berisiko menuai penyakit, maka gunakan kondom. Ini merupakan cara aman dan sehat berhubungan seks. Gunakan juga kondom agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan. Ibu yang terlalu sering melahirkan juga berisiko terhadap kematian.

Drugs,  jauhi drugs sebab drugs, baik yang diminum atau disuntik dapat berpotensi menyebabkan HIV. Drugs yang ditelan seperti ekstasi dapat menyebabkan gairah seks meningkat, hilang sadar dan akal sehat, sehingga seks yang dilakukan cenderung tidak aman. Demikian juga drugs suntik. Jarum suntik yang tidak steril dapat meningkatkan risiko.

Equipment, yang dimaksud merupakan perlengkapan secara umum. Alat suntik jangan sharing dan harus steril. Kondom dalam seks yang sehat sebagai preventif penularan penyakit dan hamil yang tak diinginkan. (dr. Ratna Ikawati)

LIHAT KOLEKSI FOTONYA